Allah menciptakan manusia ke muka bumi ini semata-mata untuk berbakti
dan beribadah kepada-Nya
Ketiga panggilan Allah tersebut:
1. Panggilan Pertama adalah ADZAN.
Itu adalah panggilan Allah SWT yang pertama, panggilan ini sangat
jelas terdengar di telinga kita dan sangat kuat terdengar, itulah
panggilan Allah kepada kita untuk menjalankan perintah shalat, dengan
melaksanakan shalat tepat waktu sesungguhnya kita telah menjawab
panggilan Allah tersebut. Akan tetapi Allah masih fleksibel dengan
sifat pengasih dan penyayangnya Dia tidak cepat marah akan sikap kita.
Kadang kita suka terlambat, bahkan tidak shalat sama sekali karena
malas, Allah tidak marah seketika itu juga kita mengabaikan
panggilannya, Dia tetap memberikan segala rahmatNya, memberikan
kebahagiaan bagi setiap hambaNya, baik hambaNya itu menjawab panggilan
AdzanNya atau tidak, sesungguhnya Allah hanya akan membalas hambaNya
ketika hari Kiamat nanti, karena shalat adalah penolong utama ketika
di akhirat kelak dan ibadah yang di hisab pertama kali, itulah
pertanggung jawaban kita nanti dihadapan Allah SWT hingga akhirnya
kita yang menentukan mau selamat di dunia yang hanya sesaat atau
selamat di akhirat nanti yang kekal abadi.
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ رَجُلٌ أَعْمَى فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ
لِي قَائِدٌ يَقُودُنِي إِلَى الْمَسْجِدِ فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّيَ فِي
بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ هَلْ تَسْمَعُ
النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَأَجِبْ
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Ada seorang lelaki
buta yang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dia
mengatakan: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya tidak memiliki
penuntun yang menuntun saya untuk berangkat ke masjid.”Dia meminta
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk diberikan
keringanan agar diperbolehkan untuk shalat di rumahnya. Maka Nabi pun
memberikan keringanan kepadanya, kemudian ketika lelaki itu berbalik
untuk pulang beliau memanggilnya dan bertanya: “Apakah kamu masih
mendengar panggilan adzan?”. Dia menjawab, “Iya.” Maka beliau
bersabda, “Kalau begitu maka penuhilah.” (HR. Muslim dalam Kitab
al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah).
Shalat 5 (lima) waktu adalah aktifitas rutinitas kita sebagai muslim
dan memiliki keutamaan yang begitu besar bagi kita, apalagi secara
shalat berjamaah.
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ
يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ
دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالُوا لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالَ
فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ
الْخَطَايَا
Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda: “Bagaimana menurut kalian apabila di depan pintu
rumah kalian terdapat sebuah sungai yang dia mandi di sana lima kali
setiap hari, apakah masih ada kotoran di tubuhnya yang menempel?”.
Maka mereka menjawab, “Tidak ada kotoran lagi yang tersisa di
tubuhnya.” Maka beliau bersabda, “Maka demikianlah perumpamaan shalat
lima waktu yang dengannya Allah berkenan menghapuskan dosa-dosa.” (HR.
Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah).
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا
مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلَاءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى
بِهِنَّ فَإِنَّ اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سُنَنَ الْهُدَى وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى وَلَوْ
أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّي هَذَا
الْمُتَخَلِّفُ فِي بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ وَلَوْ
تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ وَمَا مِنْ رَجُلٍ
يَتَطَهَّرُ فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَعْمِدُ إِلَى مَسْجِدٍ مِنْ
هَذِهِ الْمَسَاجِدِ إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ
يَخْطُوهَا حَسَنَةً وَيَرْفَعُهُ بِهَا دَرَجَةً وَيَحُطُّ عَنْهُ بِهَا
سَيِّئَةً وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلَّا
مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ
يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِي الصَّفِّ
Abdullah yaitu Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, dia berkata:
“Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah kelak di akhirat sebagai
seorang muslim maka hendaklah dia menjaga shalat-shalat wajib itu yang
apabila saatnya tiba maka adzan pun dikumandangkan. Sesungguhnya Allah
mensyariatkan untuk Nabi kalian shallallahu alaihi wasallam berbagai
jalan petunjuk dan sesungguhnya shalat berjamaah itu termasuk jalan
petunjuk. Kalau saja kalian mengerjakan shalat di rumah-rumah kalian
sebagaimana shalatnya orang yang sengaja meninggalkan jamaah itu
sehingga dia mengerjakannya di rumahnya maka itu artinya kalian telah
meninggalkan Sunnah Nabi kalian, dan kalau kalian sudah meninggalkan
Sunnah Nabi kalian maka pastilah kalian menjadi sesat. Tidaklah
seseorang bersuci dengan sebaik-baiknya kemudian dia bersengaja untuk
ke masjid di antara masjid-masjid yang ada ini kecuali Allah pasti
akan mencatat satu kebaikan baginya dari setiap langkah kakinya dan
Allah akan menaikkan derajatnya setiap kali dia melangkahkan kakinya
itu, dan Allah berkenan untuk menghapuskan karenanya satu kejelekan.
Sungguh, aku teringat bahwa dahulu tidak ada orang yang sengaja
meninggalkan sholat jama’ah itu kecuali orang munafiq yang diketahui
dengan jelas kemunafikannya. Bahkan sampai-sampai pernah terjadi ada
seorang sahabat yang didatangkan ke masjid dalam keadaan dipapah oleh
dua orang lelaki hingga diberdirikan di dalam shaf.” (HR. Muslim dalam
Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah).
Sesungguhnya saudaraku Islam itu agama rahmatan lil aalamiin,
begitu besar pahala yang Allah berikan kepada manusia yang beriman dan
bertaqwa kepadanya, segala niat amal kebaikan yang kita lakukan akan
mendapatkan balasan, begitu juga halnya melangkahkan kaki menuju
masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah Allah akan hapuskan segala
dosa kita.
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى
بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ
اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً
وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata: Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang bersuci di
rumahnya kemudian berjalan menuju salah satu rumah di antara
rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu shalat wajib yang Allah
berikan kepadanya maka dengan langkah kakinya yang satu akan
menghapuskan dosa dan dengan langkah kaki yang satunya lagi akan
menaikkan derajat.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’
as-Shalah).
SUARA ADZAN BUKAN SEKEDAR TANDA MASUK WAKTU SHALAT
Adzan, bukanlah sekedar tanda masuknya waktu shalat! Adzan adalah
panggilan Allah sang Maha Besar. Sabda Nabi: “Jika engkau mendengar
suara adzan, maka penuhilah panggilan Allah itu” (HR Thabrani).
Coba anda renungkan:
Bagaimana seandainya anda dipanggil oleh walikota untuk menerima
penghargaan..? Apakah perasaan anda biasa-biasa saja, kemudian datang
dengan pakaian seadanya serta tidak berusaha untuk datang tepat
waktu..? Pasti tidak kan..! Karena ini adalah undangan yang sangat
menyenangkan, tentu kita akan membeli pakaian dan sepatu baru, khusus
untuk menghadiri undangan tersebut dan yang pasti akan datang menepati
waktu yang ditentukan!
Nah, bagaimana pula seandainya kita dipanggil oleh gubernur, atau
bahkan presiden
untuk diberi penghargaan..? Tentu akan lebih bergembira dan akan mempersiapkan
diri lebih baik, bukan..? Dan, bagaimanakah jika kita dipanggil sang
Maha Raja untuk
diberi penghargaan dan hadiah yang sangat agung..? Ingatlah sekali
lagi: adzan adalah panggilan Allah sang Maha Raja, bukan panggilan
manusia.
Agar lebih termotivasi ketika mendengar adzan, pahami makna adzan
sebagai berikut:
“Allahu akbar Allahu akbar”
Allah Maha Besar memanggilku untuk menerima hadiah besar
“Asyhadu anlaa ilaaha illallah”
Aku bersaksi tiada yang lebih penting dari panggilan Allah ini
“Asyhadu anna Muhammadar-rasuulullah:
Aku bersaksi nabi Muhammad adalah panutan yg selalu memenuhi panggilan ini
“Hayya alash-sholah”
Yaitu panggilan shalat berjamaah di masjid
“Hayya alal falah”
Untuk menjemput hadiah kemenangan (kenaikan 27x, naik derajat, hapus dosa, dll)!
“Allahu akbar allahu akbar”
Allah Maha Besar memanggilku untuk menerima hadiah besar
“Laa ilaaha illallah”
Tiada yang lebih penting dari panggilan Allah ini!
2. Panggilan Kedua adalah HAJI/ UMROH BAGI YANG MAMPU
Haji (Bahasa Arab: حج; transliterasi: Hajj) adalah rukun (tiang
agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa.
Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan
kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan
berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di
Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan
Zulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan
sewaktu-waktu.
Panggilan ini sangat bersifat halus, Allah memanggil hamba-hambaNya
dengan panggilan yang halus dan sifatnya bergiliran. Hamba yang satu
mendapatkan kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain, JalanNya
bermacam-macam. Yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang tidak
merencanakan, ternyata akan pergi, ada yang memang merencanakan dan
terkabul.
Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan
melafazkan: “Labaik Allahuma Labaik/ Umrotan (Kami datang memenuhi
panggilan Yaa Allah)”, sesungguhnya disaat menjawab panggilan Allah
yang kedua ini, perasaan tentu pasti merasa bahagia dan gembira,
karena panggilan Allah sudah kita jawab dan penuhi, meskipun panggilan
itu halus sekali. Allah berkata, laksanakan Haji / Umrah bagi yang
mampu.
Dalil Kewajiban Haji
• Allah Ta’ala berfirman:
وَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ
سَبِيلاً وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ الله غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ“
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali-Imran: 97).
• Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:
:بُنِيَ الإسلامُ عَلَى خَمْسٍ: شهادةُ ألا إله إلا اللهُ وَأَنَّ محمداً
رسولُ اللهِ، وَإِقامُ الصلاةِ وإِيْتاءُ الزَّكاةِ، وَحَجُّ الْبَيْتِ،
وَصَوْمُ رَمَضانَ“
Islam dibangun di atas lima perkata: Persaksian Laa ilaha illallah dan
Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berhaji di
Makkah, dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari no. 8 dan
Muslim no. 16).
• Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam berkhutbah dan bersabda
:يا أَيُّها النّاسُ قَدْ فُرِضَ عَلَيْكُمُ الْحَجُّ فَحَجُّوا. فَقالَ
رَجُلٌ: أَفِي كُلِّ عامٍ يا رسولَ اللهِ؟ فَسَكَتَ حَتَّى قَالَها
ثَلاَثاً، فقال: لَوْ قُلْتُ: نعم، لَوَجَبَتْ وَلَمَا اسْتَطَعْتُمْ“
Wahai sekalian manusia, sungguh telah diwajibkan atas kalian berhaji
maka berhajilah kalian. Lalu ada seorang yang bertanya, “Apakah wajib
setiap tahun wahai Rasulullah?” beliau lalu terdiam. Sampai ketika
orang itu bertanya pada kali yang ketiga beliau menjawab, “Seandainya
saya katakan ‘ya’ maka haji akan menjadi wajib setiap tahunnya dan
kalian pasti tidak akan sanggup melakukannya.” (HR. Muslim no. 1337).
Semoga saudara-saudara pembaca di Blog KSIH ini Allah berikan
kemudahan dan kelancaran rezeki untuk berkunjung ke rumah Allah untuk
memenuhi panggilannya, Amiin.
3. Panggilan Ketiga adalah KEMATIAN.
Sesungguhnya segala yang bermula itu akan berakhir, setiap yang kuat
itu memiliki kelemahan dan setiap yang hidup pasti akan mati, begitu
kehidupan di dunia ini, ada kehidupan pasti ada kematian. Panggilan
Allah yang ketiga ini ialah Kematian, tidak ada yang mengetahui kapan
ajal akan datang menjemput, akan tetapi panggilan Allah ini akan
terjadi kepada kita semua, dengan panggilan yang lembut dan halus,
sebagaimana dalam Al-Quran: “Ya ayyuhan nafsul muthmainnah, irji’i ila
rabbiki radhiyatam mardhiyyah (wahai jiwa yang tenang, kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati puas lagi di ridhaiNya),” (QS. Al-Fajr:
27-28).
Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kematian, mari kita
perhatikan firman-firman Allah ta’ala berikut ini:
1. إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati
(pula)”. (QS. Az Zumar: 30).
2. كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian”. (QS Ali `Imran:
185).
3. أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي
بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
“Di mana pun kalian berada, kematian akan mendapatkan kalian,
kendatipun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (QS
An Nisa’: 78)
4. قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ
مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kalian lari daripadanya, maka
sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian
kerjakan”. (QS.Al Jumu`ah: 8).
Sudahkah kita mempersiapkan segala amal yang kita kumpulkan seumur
hidup untuk memenuhi panggilan Allah tersebut, panggilan yang akan
kita jawab dengan amal kita…?
Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda tanda secara
langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan gerakan, kita
hanya menjawabnya dengan amal sholeh dan kebajikan yang pernah kita
lakukan selama di dunia, karena amal tersebut yang akan menemani kita
selama di alam barzah, oleh karena itu mari manfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya.
Jawablah 3 panggilan Allah dengan hatiMu dan sikap yang ikhlas dan
ridha serta khusnul khotimah, Insya Allah surga adalah balasannya.
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar
zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan
melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar”
(QS.An-Nisaa:40).
Setiap kebaikan yang kita lakukan mulai dari kewajiban seperti shalat,zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan
melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar”
(QS.An-Nisaa:40).
puasa, zakat hingga amal yang sunnah insya Allah akan dibalas Allah
pahala yang berlipat ganda.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda:
*Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang bernama
“Huraisy” berasal dari anak kala jengking. Besarnya Huraisy ini dari
timur hingga ke barat, Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi.,
Malaikat Jibril bertanya : “Hai Huraisy! Engkau hendak kemana dan
siapa yang kau cari..?’
Huraisy pun menjawab: “Aku mau mencari lima orang:
Pertama, orang yang meninggalkan shalat
Kedua, orang yang tidak mau keluarkan zakat.
Ketiga, orang yang durhaka kepada ibu dan bapaknya.
Keempat, orang yang berbicara tentang dunia di dalam masjid.
Kelima, orang yang suka minum arak.
Mudah-mudahan kita semua bisa memanfaatkan waktu dan mempersiapkan
diri memenuhi ketiga panggilan Allah tersebut yang pada akhirnya nanti
kita pula yang akan menuai kebaikan kita selama di dunia,
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalanNya kecuali
tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa
anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar