Simaklah ungkapan indah berikut agar anda tahu perbandingannya :
“Ketika kita hidup untuk (kebahagiaan/kesenangan) diri kita sendiri saja, nampaknya kehidupan ini terasa singkat dan tak berarti, yang mana seakan bermula dari saat kita mulai berakal dan berakhir dengan tamatnya riwayat hidup kita. Namun ketika kita hidup untuk (membahagiakan/mendakwahi) oranglain atau untuk mempertahankan dan mendakwahkan sebuah ideology (islam), maka kehidupan ini akan terasa panjang dan lama yang mana seakan bermula dari saat diciptakan dan terus akan berlanjut walaupun setelah kita telah tiada diatas bumi ini”.3
Inilah usia yang hakiki, usia yang terus produktif
menghasilkan pahala dan keberkahan lewat amalan jariyah dakwah dan ilmu,
walaupun kita tak ada lagi didunia ini.
Olehnya, saya mengajak diri pribadi dan setiap yang
membaca tulisan untuk segera bergabung dengan kafilah ini, kafilah yang
meniti diatas manhaj Allah dan jalan para salaf, dengan misi menabur
benih kebahagiaan umat manusia lewat perjuangan dakwah dan pembinaan
(tarbiyah).
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung (bahagia)” (QS Ali ‘Imaran ; 104).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar