Semoga setiap muslim memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapatkan rahmat, ridha, perlindungan dan keselamatan.
Waktu-waktu mustajab tersebut antara lain;
1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
2. Ketika berbuka puasa.
3. Ketika malam lailatul qadar
4. Ketika adzan berkumandang
5. Di antara adzan dan iqamah
6. Ketika sedang sujud dalam shalat
7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib
8. Di hari Jum’at
9. Ketika turun hujan
10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
11. Ketika Hari Arafah
12. Ketika Perang Berkecamuk
13. Ketika Meminum Air Zam-zam
1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga
malam yang terakhir.
2. Ketika berbuka puasa
Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh
keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah
puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya,
sebagaimana
“Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan
ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR.
Muslim, no.1151)
‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang
berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang
terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405,
dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk
memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu
diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa,
yaitu doa berbuka puasa.
3. Ketika malam lailatul qadar
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an.
Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:
“Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al
Qadr: 3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk
memperbanyak doa.
‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai
sifat pemaaf, maka ampunilah aku‘”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At
Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)
4. Ketika adzan berkumandang
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang
sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil
kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang
berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar
Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
5. Di antara adzan dan iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan
waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR.
Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara
adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan
suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah
dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut
dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah,
maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan
suara dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu
Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul
Afkar, 2/16).
Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an
dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di
anjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini
adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia
inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.
6. Ketika sedang sujud dalam shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah
ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim,
no.482)
7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar
oleh Allah? Beliau bersabda: “Di akhir malam dan di akhir shalat wajib” (HR.
Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305)
menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan
tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat
merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih
masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah
shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena
Allah Ta’ala berfirman:
“Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa:
103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat
bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin,
15/216).
Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin
merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang
sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu
mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan,
ketika sujud dan sebelum salam.
8. Di hari Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang
hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang
muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau
mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR.
Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan
hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud.
Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat. Pendapat pertama, yaitu waktu
sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:
“Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat
Jum’at selesai” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari
Radhiallahu’anhu).
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al
Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya
matahari. Berdasarkan hadits:
“Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang
muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan.
Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat
Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud).
Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat
ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.
Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir
hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin
Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.
Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar
sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata:
“Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”.
Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at tidak
pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin
Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.
9. Ketika turun hujan
Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak
boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal
yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada
tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa
memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala:“Doa tidak tertolak pada 2
waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim,
2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin,
yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar di hari Rabu. Ini
diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
“Nabi shallallahu ‘alahi Wasallam berdoa di Masjid Al Fath 3
kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan,
yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau.
Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali
saya memilih waktu ini untuk berdoa, dan saya mendapati dikabulkannya doa
saya‘”
Dalam riwayat lain:
“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara shalat
Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid,
4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih
At Targhib, 1185)
11. Ketika Hari Arafah
Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan
wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan
memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang
tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At
Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
12. Ketika Perang Berkecamuk
Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka
berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah
ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah
hadits yang sudah disebutkan di atas:
“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil
kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang
berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar
Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
13. Ketika Meminum Air Zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu
Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)
Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan
untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima
amal ibadah kita.
Amiin Ya Mujiibas Sa’iliin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar