Ingin Sehat ? Lakukan tekhnik SEFT
Tanpa obat-alat, 5-30 menit
SEHAT melalui tekhnik SEFT
SEFT justru menenangkan dan mendamaikan hati.
SEFT justru menenangkan dan mendamaikan hati.
SEFT bebas dan usir STRESS.
Ayo, ikut segera dan miliki tekhnik SEFT
Info lengkap 'Preview dan Training SEFT' hubungi
0816 1928 845/ 2A31E6F1
SEFT,
Wujudkan Ketenangan dan Kedamaian Hati
Usir dan Bebaskan Stress Pemicu Tingginya Kolesterol Darah
Stress memang memiliki reputasi yang
cukup populer sejak dulu hingga sekarang. Stress merupakan biang dari
segala jenis penyakit, baik itu memicu penyakit yang ringan maupun
penyakit yang parah. Para peneliti telah menemukan temuan terbaru bahwa
stress ternyata bisa memicu tingginya kolesterol dalam darah. Hal ini
jelas dikarenakan pikiran yang stress akan membuat cara tubuh dalam
mencerna lemak menjadi meningkat. Koleseterol jahat yang ada dalam tubuh
pun nantinya akan menjadi meningkat. Kolesterol yang tinggi ini
kemudian akan bisa mengakibatkan timbulnya penyakit jantung. Penyakit jantung adalah pembunuh nomer satu di dunia dan penyakit ini telah merenggut jutaan nyawa manusia setiap tahunnya.
Hasil Penelitian Para Ahli Mengenai Stress
Selain stess mimicu tingginya kolesterol
dalam darah, para peneliti dari Spanyol juga menemukan bahwa situasi
yang stress dapat mempengaruhi cara tubuh untuk memetabolisme lemak,
sehingga nantinya lemak yang seharusnya dinetralizir dan dikendalikan
malah akan semakin meningkat dan membuat kolesterol dalam tubuh menjadi
melonjak. Riset para peneliti sebelumnya juga mengatakan bahwa stress
emosional berkaitan dengan resiko penyakit kardiovaskular yang tentunya
disebabkan oleh beberapa kebiasaan buruk yang dilakukan oleh seseorang,
misalnya adalah merokok dan juga memiliki pola makan yang tidak sehat.
Kurangnya aktivitas fisik dan juga beberapa faktor lainnya adalah
penyebab utama timbulnya stress.
Jumlah Pekerja yang Stress Semakin Meningkat
Menurut hasil studi baru menunjukan
bahwa stress tidak hanya dapat memicu tingginya kolesterol dalam darah,
bahkan sampai dalam tahap bisa memicu Dislipdemia, atau gangguan
pengalihan kadar lemak dan lipoprotein dalam darah. Ini tentunya
bukanlah berita yang bagus mengingat lemak yang tidak stabil juga akan
memicu timbulnya penyakit lain seperti diabetes atau kencing manis.
Beberapa peneliti dari Virgen de la Victoria di Malaga dan juga Santiago
de Compostela University tengah melakukan analisa untuk memeriksa
antara hubungan stress dengan beberapa bagian tubuh lainnya, terutam
metabolisme lemak dalam tubuh. Dalam studi yang dilakukan di
Scandinavian Journal of Public Health tersebut, diadakan analisa
terhadap lebih dari 90.000 orang pekerja. Semua pekerja tersebut
diberikan pemeriksaan secara medis.
Kemudian seorang peneliti yang bernama
Carlos Catalina, psikologis klinis dan ahli dalam bidang stress,
menemukan bahwa beberapa pekerja sering memiliki kesulitan dalam
pekerjaannya sejak 12 bulan terakhir ini. Hal ini terjadi akibat faktor
sulitnya menyelesaikan masalah dalam pekerjaan tersebut atau karena
adanya persaingan antara pekerja dalam sebuah perusahaan. Inilah yang
menjadi pemicu timbulnya stress dan micu tingginya kolesterol dalam
darah yang kemudian merantak ke dalam Dislipdemia. Dalam studi ini,
ditemukan bahwa jumlah pekerja yang terbukti mengalami stress adalah
sebanyak 8,7%. Jumlah yang tentunya tidak sedikit apabila jumlah
keseluruhan adalah 90.000 orang.
Dislipdemia merupakan peningkatakan
kolesterol secara total yang jahat sehingga berakibat pada menurunnya
jumlah kolesterol baik dalam tubuh. Ini ditemukan lebih banyak pada
mereka yang masuh bekerja. Hal ini kemudian menyebabkan mengerasnya
arteri dan memicu timbulnya Kardiovaskular.
(berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar