اللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ،
وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ
بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ
أَنْتَ
“Ya
Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah
menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at
kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari
keburukan yg kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku,
dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku
ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali
Engkau.”
***
Sesiapa yang baca Sayyidul Istighfaar
di SORE HARI (ba’da ashar sampe jelang maghrib), lalu semisal dia wafat
sebelum matahari terbit, maka dia termasuk ahli surga. Murah kan surga
itu? Baca lagi di PAGI HARI (habis shubuh s.d. waktu dhuha dah). Semisal wafat siang hari, insyaaAllah juga masuk surga.
من قالها موقناً بها حين يمسي، فمات من ليلته دخل الجنة، وكذلك إذا أصبح. أخرجه البخاري، ٧/ ١٥٠، برقم ٦٣٠٦.
“Siapa
yang baca dalam keadaan yakin, ketika masuk sore, kemudian dia wafat di
malam harinya, maka dia masuk surga. Dan demikian pula saat masuk pagi.”
Coba , sami’naa wa atho’naa dulu. Baca saja, dapat fadhilah nurut sama guru dulu, he he he. Ntar kapan-kapan dijelasin, maknanya dan lain-lain yang terkait. Di akhir tulisan saya tulisin dengan izin Allah teks arab dan artinya.
… Awlloohummaa anta robbii… Laa-ilaa-ha illaa anta kholaqtanii, wa ana ‘abduka wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’uudzubika min syarri maa shona’tu. Abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u bidzambii. Faghfirlii fa-innahuu laa yaghfirudzdzunuuba illaa anta…
.
***
Ya
Allah, ampunilah kami… Sungguh Engkau Maha Pemurah… “Hanya” dengan
membaca sayyidul istighfar saja, kami-kami yang bodoh, tidak paham makna,dan ilmu, Engkau tetap. Berikan kesempatan jadi ahli surga.
Ya
Allah, sekiranya masuk surga, betul-betul ampunilah
kami-kami yang baca ini, dengan dosa-dosa kami sebelum kami baca. Dan
jagalah diri kami setelah bacanya agar tidak ada dosa baru,
Bimbing juga kami untuk memahami Sayyidul Istighfaar dan meyakininya.
(Yusuf Mansur)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar