Hakikat Pergantian Malam dan Siang
Oleh: Med HATTA
Dari sini dipahami bahwa fenomena pergantian malam dan siang merupakan dakwah kepada semua makhluk untuk beriman kepada Allah. Dan dipahami juga bahwa ayat-ayat yang diturunkan tentang pergantian malam dan siang tersebut sungguh sebuah mukjizat. Antara lain kemukjizatan Al Quran ini menceritakan beberapa fenomena alam raya yang belum dapat dicernah pada masa turun wahyu, dan pada abad-abad jauh sebelumnya. (My Buku Kuning)
Allah berfirman:
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِضِيَاءٍ أَفَلا تَسْمَعُونَ (٧١) قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلا تُبْصِرُونَ (٧٢)وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٧٣)
Artinya: "Katakanlah: Terangkanlah kepada Ku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?; Katakanlah: Terangkanlah kepada Ku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?; dan karena rahmat Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada Nya" (QS: 028: 71-73)
Hakikat Pergantian Malam dan Siang Secara Teratur:
Adalah merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT pada pergantian malam dang siang, karena silih bergantinya dua waktu fenomenal (siang dan malam) tersebut tercipta kehidupan di muka bumi, manusia mengetahui sistem waktu dan menyusun sejarah dari peristiwa-peristiwa penting dari masa ke masa. Tanpa adanya pergantian antara malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang kehidupan diatas permukaan bumi tidak akan berlangsung, manusia tidak pernah merasakan peredaran waktu dan tidak mengenal catatan sejarah dari peristiwa-peristiwa masa lalunya. Sebagai hakikat pergantian malam dan siang secara teratur yang lain, seperti:
Pergantian malam dan siang diketahui hakikat bahwa bumi berbentuk bulat, berputar pada porosnya dan mengorbit matahari secara teratur. Dengan demikian manusia mengetahui tahun, pergantian musim, menentukan bulan, minggu dan hari serta pergiliran malam dan siang pada belahan bumi atas belahan yang lain. Hal ini merupakan suatu keharusan untuk melestarikan kehidupan di bumi. Dan tugasnya yang silih berganti secara teratur dengan bentuk yang berbeda-beda akan berlangsung terus-menerus hingga bumi beserta isinya dimusnahkan Allah SWT.
Pergantian gelap dan terang, terjadi pendisplaian energi matahari hingga sampai ke bumi, dan selanjutnya membantu mengontrol sirkulasi cuaca panas dan dingin, dan membantu mensuplai sinar matahari keberbagai pelosok bumi. Sebagaimana juga membantu menetralisir berbagai aktifitas baik yang hidup maupun mati seperti misalnya bernapas dan menguap bagi manusia dan hewan, serta berfotosintesis bagi tumbuh-tumbuhan.
Mengatur fungsi lapisan gas dan udara yang terdapat di bumi, serta menetralisir berbagai aktifitas di bumi seperti sirkulasi air antara bumi dan lapisan paling rendah atmosfer, gerakan angin dan awan, mengatur frekwensi hujan. Dan melindungi atau memelihara segala kekayaan bumi dari cagar alam dan lain-lain.
Tujuan dari pergantian malam yang gelap dan siang yang terang adalah pembagian hari bagi bumi untuk menjaga stabilitas kehidupan sehari-hari, malam misalnya sebagai naungan, ketenteraman, dan peristirahatan, serta untuk menetap. Sedangkan siang diciptakan sebagai waktu untuk bekerja keras dan beramal.
Kita tidak bisa mengatakan bahwa waktu itu hanyalah siang hari yang terus-menerus bermanfaat, atau dia hanyalah malam hari yang terus bermanfaat, akan tetapi kedua-duanya saling berganti satu sama lain, dan pergantian ini adalah hakikat dari kesempurnaan yang saling melengkapi, kita tidak mungkin merasakan betapa berharganya sebuah malam kecuali jika kita telah berada pada siang hari, kita juga tidak akan tahu betapa berharganya siang hari kecuali jika kita telah menjalani malam yang sunyi, akan tetapi nilai dari saling melengkapilah yang memberikan keindahan yang sempurna.
Dalam kaitan ini, Allah berfirman:
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (١٠) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (١١)
Artinya: "Dan kami jadikan malam sebagai pakaian, dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan" (QS: 078: 10-11)
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (٦٧)
Artinya: "Dia-lah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar" (QS: 010: 67)
Dari sini dipahami bahwa fenomena pergantian malam dan siang merupakan dakwah kepada semua makhluk untuk beriman kepada Allah. Dan dipahami juga bahwa ayat-ayat yang diturunkan tentang pergantian malam dan siang tersebut sungguh sebuah mukjizat. Antara lain kemukjizatan Al Quran ini menceritakan beberapa fenomena alam raya yang belum dapat dicernah pada masa turun wahyu, dan pada abad-abad jauh sebelumnya.
Ini suatu bukti bahwa Al Quran bukan hasil karya manusia, akan tetapi wahyu Allah Sang Pencipta Yang tidak mendatangkan sesuatu sia-sia pada diri dan makhluk Nya. Dan sekaligus bukti kenabian Muhammad SAW dan kebenaran risalah yang dibawanya.
Hipotesa Sains Al Quran Tentang Peristiwa Malam dan Siang:
Memastikan bumi bulat:
Sesungguhnya perubahan malam dan siang dibelahan bumi; silih berganti dan saling menyusupi satu sama lain, bolak-balik satu sama lain, susul-menyusul, cahaya siang menutupi kegelapan malam, menampakkan kegelapan malam dengan cahaya siang, malam menciptakan siang dan siang menciptakan malam. Kesemua itu merupakan simbol atas bentuk bumi bulat, kalau bumi tidak bulat pasti fenomena-fenomena tersebut tidak akan terjadi. Dan bukti paling sederhana adalah pergantian malam dan siang.
Kenyataan ilmiah yang telah dikomfirmasikan Al Quran lebih dari 14 abad lalu, pada saat manusia masih beranggapan bumi datar, sekalipun sebagian ulama zaman dulu sudah berfikiran maju.
Banyaknya ayat Al Quran diturunkan tentang hakikat fenomena alam ini di jazirah Arab yang– nota bene – saat itu masih diliputi oleh lingkungan badawi yang sederhana, mereka sama sekali tidak memperoleh pencerahan ilmiah dan tidak mengerti tentang alam dan isinya. Dengan demikian dipastikan bahwa Al Quran bukanlah hasil karya manusia, tetapi merupakan Kalam Allah Sang Pencipta, Yang telah menciptakan alam raya ini dengan ilmu, hikmah dan Qudrat Nya. Dialah lebih tahu hasil ciptaan Nya dari selain Nya. Bahwasanya nabi Muhammad SWA memperoleh wahyu, dan diajarkan langsung dari Allah Pencipta langit dan bumi.
Bumi berputar pada porosnya mengorbit matahari:
Kalau bumi tidak bulat dan tidak berputar serta beredar mengorbit matahari, maka tidak akan terjadi pergantian malam dan siang. Kenyataan ilmiah tentang perputaran dan peredaran bumi ini telah dilangsir oleh Al Quran secara implisit dengan ungkapan sangat rinci dan ilmiah. Al Quran telah mengungkap kenyataan ilmiah jauh sebelum capaian sains modern.
Bumi berputar pada porosnya beredar mengorbit matahari lebih cepat ketika awal penciptaan alam dari pada saat sekarang:
Kenyataan Ilmiah yang terakhir ini tidak dicapai oleh sains modern kecuali pada era belakangan dari abad ke-20. Al Quran jauh sebelumnya sekitar lebih dari 14 abad lalu telah menegaskan hakikat ini, Allah berfirman:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤)
Artinya: "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam" (QS: 007:54)
Siang ditutupi oleh malam disebutkan di dalam Al Quran sebanyak 4 kali: (QS: 7: 54); (QS: 13: 3); (QS: 91: 1-4); dan (QS: 92: 1-2). Dan hanya sekali saja menyipati (يطلبه حثيثا) "yathlubuhu hatsitsan" (yaitu = cepat), pada ayat ke-54 dari surah Al A’raf di atas, karena bercerita tentang awal mula penciptaan langit dan bumi.
Sains modern tidak pernah mencapai kenyataan ilmiah ini kecuali setelah abad ke-20, ketika ilmuan menyingkap bahwa pergantian malam dan siang pada era-geology tahap pertama berjalan dengan kecepatan yang sangat tinggi, membuat hitungan hari dalam setahun mencapai lebih dari 2000 hari, sedangkan hitungan malam dan siang secara keseluruhan hanya kurang dari 4 jam.
Adalah pengurangan kecepatan perputaran bumi pada porosnya sekitar seper-detik pada setiap abad merupakan tanda kekuasaan Allah untuk mempersiapkan bumi menerima kehidupan. Karena bentuk kehidupan – khususnya manusia - tidak akan sanggup berintraksi dengan kecepatan bumi yang sangat tinggi tersebut, begitu pula dengan pendek atau panjang dari malam dan siang.
Bumi beredar mengorbit matahari:
Al Quran pada beberapa ayatnya mengibaratkan bumi sebagai malam dan siang, seperti pada ayat:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (٣٣)
Artinya: "Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya" (QS: 021: 33)
لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (٤٠)
Artinya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya" (QS: 036: 40)
Demikian, karena malam dan siang keduanya ibarat sebagai waktu bukan benda materi, maka waktu harus memiliki sarana. Dan sarana yang pantas disini adalah planet bumi yang separohnya terbagi ke malam dan separoh yang lain ke siang senantiasa bergerak dan silih berganti.
Kalau bumi tidak bulat, tidak pula berputar pada porosnya dan beredar mengelilingi matahari, maka tidak terjadi pergantian malam dan siang diatas permukaannya. Tanpa bumi mengorbit matahari, tidaklah berubah rasi bintang. Jika bumi tidak condong pada putarannya kelintasan rasi bintang sekitar 66, 5 derajat, maka tidak terjadi pergantian musim.
Seandainya Allah tidak mengetahui keterbatasan manusia dengan kenyataan-kenyataan ini pada masa lampau, niscaya Allah menurunkan ayat tentang hakikat alam dengan bahasa yang lugas dan langsung. Akan tetapi demi menjaga manusia tidak kaget pada masa turunnya wahyu, Allah menyimbolkan perputaran bumi pada porosnya mengorbit matahari dengan kata (سبح) "sabbaha" (beredar) setiap dari malam dan siang.
Kemudian kata "beredar" sendiri tidak dipakai kecuali hanya pada benda materi. Kalimat (السبح) "as sabhu" dalam bahasa Arab artinya peredaran cepat bagi benda materi dengan gerakan yang ditimbulkannya sendiri, seperti beredarnya setiap dari bumi, bulan, matahari dan sejenisnya dari benda-benda langit, semua pada rotasinya mengelilingi benda yang lebih besar massanya.
Menjelaskan betapa tipisnya medan siang pada lapisan gas pada belahan bumi yang menghadap matahari:
Fakta ilmiah ini tidak dicapai oleh sains modern kecuali setelah era observasi besar-besaran keangkasa luar setelah tahun 1960-an. Al Quran telah terlebih dahulu menjelaskan hakikat ilmiah ini sejak 14 abad lalu, sebagaimana dalam firman Allah:
وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (٣٧)
Artinya: "Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan" (QS: 036: 37)
Ayat ini lebih jauh menjelaskan bahwa asli dari alam ini adalah kegelapan, adapun cahaya siang pada lapisan gas yang mencakupi belahan bumi yang menghadap matahari yang senantiasa bergerak menempati posisi gelap malam dengan terbitnya fajar hanyalah lapisan yang sangat tipis ukuran tebalnya tidak mencapai 200 km diatas permukaan laut.
Jika ukuran ketebalan ini dibandingkan dengan jarak antara bumi dan matahari yang mencapai sekitar 150.000.000 Km, maka perbandingan hanya sekitar kira-kira 1/750.000. Dan jika dibandingkan lagi dengan separoh bagian dari alam raya yang dapat dijangkau pada jarak kira-kira 12 billyun (1000 juta) tahun perjalanan cahaya, maka hilanglah perbandingan ini atau tidak berbanding apa-apa.
Dari sini tampak jelas betapa tipisnya lapisan yang meliputi cahaya siang, dan ketidak konstannya karena selalu bergerak dari titik ke titik pada permukaan bumi dengan rotasinya mengorbit matahari. Dan dipahami juga bahwa lapisan cahaya siang yang sangat tipis tersebut terselubung dari kita oleh kegelapan alam angkasa luar, karena lapisan cahaya siang yang terlihat oleh astronomi yaitu matahari pada pertengahan siang sebagai bola biru berlatar hitam pekat, sebagaimana telah dijelaskan dalam keterangan gambar pada kajian lalu (Lihat: Partikel Debu dan Uap Menyulut Sumbu Matahari).
Fakta sains yang ditemukan sekitar setengah abad lalu ini menjelaskan perumpamaan Al Quran, bahwa cahaya siang menutupi kegelapan malam dan alam raya sekaligus tidak ubahnya seperti kulit tipis binatang menutupi seluruh bagian tubuhnya.
Dengan demikian, jelas bahwa kegelapan merupakan dasar dari pada alam raya, dan siang hanyalah fenomena bias cahaya yang sangat tipis tidak nampak kecuali pada lapisan paling bawah dari lapisan gas pada belahan bumi yang menghadap matahari. Dan melalui rotasi bumi mengorbit matahari, maka tertuplah siang secara perlahan-lahan oleh kegelapan malam bumi yang kemudian bertema dengan kegelapan langit.
Perhitungan waktu:
Perhitungan waktu dapat diketahui melalui faktor-faktor: Malam, Siang, Matahari dan Bulan. Sebagaimana diketahui bahwa tahun bumi merupakan tahun matahari/ bulan, karena hitungan tahun ini ditentukan oleh peredaran bumi mengelilingi matahari, setiap sekali edaran mencapai sekitar 365,25 hari. Dan tahun ini terbagi kepada 12 bulan diketahui melalui perputaran bulan mengelilingi bumi, sebagaimana bulan juga terbagi pada minggu, hari dan malam di ketahui melalui bulan juga.
Malam Bumi Menerangi Benda-Benda Langit Yang Lain:
Dari ayat-ayat tentang malam dan siang juga merupakan isyarat bahwa malam bumi - dahulu kala - pada awal penciptaan pernah menerangi beberapa fenomena alam, seperti dalam firman Allah:
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلا (١٢)
Artinya: "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas" (QS: 017: 12)
Pencerahan dari ayat ini adalah fenomena waktu senja daerah qutub dan percikan cahanyanya, atau dikenal juga fanorama cahaya qutub atau fajar malam qutub. Yaitu cahaya yang terlihat pada waktu malam di atas langit qutub dan sekitarnya, terbentuk akibat perbenturan sinar alam utama yang memenuhi bagian-bagian terjangkau dari alam raya dalam bentuk benda-benda dasar materi lapisan gas bumi yang dibentuknya dan menimbulkan sinar ekstra alam. Kemudian berbenturan sinar yang bermuatan listrik yang beraneka ragam dengan sabuk sinar dan bentukan dari lapisan gas bumi yang menaburkan muatannya.
Berikutnya membakar bahan-bahan utama dari materi yang rapih dan sempurna tadi, yang bermuatan tegangan listrik yang sangat tinggi serta bergerak dengan kecepatan menghampiri kecepatan cahaya. Fenomena ini tidak ditemukan kecuali pada tahun 1936. Sinar alam bergerak mengikuti alur magnet bumi yang condong mengarah qutub magnet bumi, maka membentuk lapisan gas bumi kemudian mengobarkannya.
Hakikat sains mengungkapkan bahwa perangkap-perangkap yang melindungi Lapisan Gas Bumi, seperti Lapisan Troposfer, Lapisan Ozon, Ionosfer, dan Lapisan Magnetosfer tidak terwujud pada awal mula penciptaan bumi. Dengan demikian pancaran sinar alam mencapai pada tingkat yang sangat rendah pada lapisan bumi mengakibatkan pengobarannya di waktu malam pada seluruh pelosok bumi. Akan tetapi setelah terbentuk perangkap-perangkap pelindung tersebut, mulailah kobaran sinar tersebut berkurang pelahan-lahan hingga tidak nampak lagi kecuali hanya pada bagian tertentu saja sekitar daerah dua qutub.
Ini suatu hakikat mutlak kebenaran Al Quran, lebih dari 1433 tahun lalu telah memproklamirkan bahwa malam bumi pada awal penciptaan telah menerangi beberapa benda-benda langit dengan sinar tidak kurang terangnya dari cahaya fajar ufuk. Wallahua’lam.
Fakta Ilmiah Tentang Fenomena Malam:
Bumi berputar pada porosnya mengakibatkan terjadinya malam dan siang, yang menyebabkan terjadinya perputaran tersebut karena panas bumi itu sendiri. Dan panas ini tidak akan kekal, bahkan akan berhenti dan mendingin secara pelan-pelan dengan perjalanan waktu dan masa sebagaimana bulan telah mendingin dan tidak berputar lagi pada porosnya. Bumi pun akan mengalami nasib yang sama berhenti berputar pada porosnya dengan 2 alasan:
Panas yang terkandung di dalam perut bumi akan habis karena: Aktifitas-aktifitas gunung berapi, banjir besar-besaran, eksploritas minyak, gas dan lain-lain. Komet-komet dan benda-benda langit lainnya berjatuhan dari angkasa menimpa bumi mengakibatkan permukaannya semakin dingin, maka dengan demikian berhenti pergantian malam dan siang. Lebih parah lagi terjadi malam berkepanjangan tidak didatangi siang sampai kiamat dibelahan bumi yang menghadap matahari, dan siang terus-menerus tidak diikuti malam dibelahan lain yang membelakangi matahari.
Maka, Maha Benar Allah dalam firman NYA:
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِضِيَاءٍ أَفَلا تَسْمَعُونَ (٧١) قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلا تُبْصِرُونَ (٧٢)
Artinya: "Katakanlah: Terangkanlah kepada Ku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?; Katakanlah: Terangkanlah kepada Ku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS: 028: 71-72).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar