Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...
Salam Bahagia untuk Bapak, Ibu Saudara, Sahabatku tercinta....
Tanggal: Sabtu, 12 Desember 2015
Pukul: 08.00 - 17.00
Tempat: SEFT Corp Multipiranti Building Buaran Jaktim
-
Keterangan: Di Traning The Science of Lucky Life: kita akan
berfokus menciptakan kebahagiaan dan keberuntungan di dalam diri kita.
Yg terbukti secara ilmiah berdasarkan penelitian 8 tahun oleh seorang
profesor psikologi dari London, meningkatkan keberuntungan kita di 5
bidang: Finansial, Kesehatan, Pekerjaan, Hubungan dan Kebahagiaan.
Tanggal: Minggu, 13 Desember 2015
Pukul: 08.00 - 17.00
Tempat: SEFT Corp Multipiranti Building Buaran Jaktim
-
Keterangan: Di Training The Science of Happy Marriage: kita akan belajar dari penelitian
Ilmiah sepasang professor (suami istri) selama 33 tahun dengan 3000
pasangan di "laboratorium cinta" di Seattle, Washington, yg menghasilkan
teori "matematika cinta", yg bisa memprediksi dng ketepatan 91% apakah
pernikahan kita akan bahagia unt selamanya atau akan bercerai, dan kalau
bercerai kira2 akan terjadi pada tahun keberapa. Dan
Bagaimana mencegah
4 tanda kiamat pernikahan.
Sebagaimana Training SEFT Corp lainnya, Training2 ini didisain:
1. Berdasarkan penelitian ilmiah (bukan sekedar sekumpulan kata2 mutiara dan motivasi2 semu)
2. Diperkaya spiritualitas universal unt memberikan solusi substansial
3. Dilengkapi langkah2 praktis yg langsung bisa dipraktikkan, bukan sekedar teori yg tdk membumi
Trainer untuk 2 edisi perdana ini: Ahmad Faiz Zainuddin, S.Psi,
M.Sc., sebelum di angkatan2 berikutnya nanti akan difasilitasi oleh ke
Co-trainer berlisensi dari SEFT Corp
Berapa rupiah yg perlu saya investasikan? Untuk keberuntungan hidup
anda dan kebahagiaan keluarga anda, masing masing hanya: Rp. 1 juta
(Alumni SEFT TS discount 30%)
Tempat terbatas, hanya untuk @ 50 org.
Bagi yg mengikuti: Training SEFT Total Solution bulan Nov, Des &
Jan di kota manapun, (Jakarta: 5-6 Des atau 9-10 Jan), dengan PELUNASAN
di bulan November: GRATIS mengikuti salah satu training tsb.
Bapak, Ibu tercinta, di tengah maraknya kebencian, ketidakbahagiaan dan
konflik di mana2, mari kita ciptakan dunia dan bangsa yg lebih damai dan
bahagia, dimulai dari diri dan keluarga kita.
"Indonesia Bahagia, Berawal dari Keluarga"
Salam Cinta Segitiga,
Ahmad Faiz Zainuddin
--------------------------------
Info Pendaftaran:
Ibu Endang S.( WA 08161928845 / pm 59DC30A1 )
Pembuangan Racun Tubuh
(Detoks)
April 26, 2011
Bagi kita khususnya yang tinggal di daerah perkotaan yang selalu di
sibukan dengan kegiatan pekerjaan kantor (stress) belum lagi macet lalu
lintas, polusi dari asap kendaraan motor, asap rokok, seringnya
mengkonsumsi makanan yg banyak mengandung bahan pewarna, MSG, pemanis
buatan, racun pestisida dari buah dan sayuran yang kita beli di pasar,
yg lama kelamaan akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga TIDAK SADAR lagi
bahwa di dalam DARAH sudah mengendap 3000 macam Zat RACUN sebagai BOOM
WAKTU yang kapan saja siap meledak dan merontokan kesehatan kita.
Keberatan Ber Investasi dengan KESEHATAN sejak awal, akibatnya di
kemudian hari Uang yang kita kumpulkan dari hasil kerja keras akan
terbuang dengan sia-sia hanya untuk berobat!
Dari Jaman dulu hingga sekarang terapi kesehatan yang terbaik adalah
dengan Metode DETOKSIFIKASI / Pembuangan racun yaitu dengan melakukan
PUASA dan DIET MAKANAN ORGANIK! .. Yang MENARIK di akhir kutipan yang
kami ambil dari Blog Dr. Inayah Budiasti, M.S.,SpGK beliau menuliskan
bahwa MELILEA Sebagai Makanan Organik yang kaya akan serat dan protein
yang MAMPU MEMPERLANCAR DETOKS
Entah mengapa detoksifikasi atau sering disebut detoks selalu
dihubungkan dengan pelangsingan tubuh. Padahal, anggapan ini tidak
selalu benar. Manfaat sebenarnya dari detoksifikasi ialah mengeluarkan
toksin atau racun dari dalam tubuh. Ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta
dr Inayah Budiasti MS SpGK mengungkapkan, toksin di dalam tubuh manusia
memang terjadi secara alami, bisa berasal dari AMPAS MAKANAN dan
makanan-makanan yang tidak tercerna.
SUMBER TOKSIN
Ekternal : Bahan kimia seperti pestisida, zat atau makanan aditif,
logam berat pada air, kimia industri, residu obat-obat farmasi, dan
sebagainya
Internal : Secara alami Tubuh juga memproduksi TOKSIN, Hal ini
merupakan proses metabolisme, yang setiap hari terdapat pembelahan
sel-sel baru Sementara itu, sel-sel lama menjadi aus dan mati.
Pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh.
DETOKS Tidak di Lakukan Dalam Waktu Singkat
Dalam kondisi normal, ampas dikeluarkan secara teratur setiap hari
melalui sistem pembuangan tubuh. ”Yang paling efektif ialah pembuangan
racun tubuh itu melalui buang air besar minimal satu kali. Tidak ada
ketentuan yang sama setiap hari. Misalnya, sampah dapur restoran. Kadang
menumpuk tinggi atau sedikit saja, tergantung dari pemesanan. Begitu
pula racun di dalam tubuh, bisa berbeda setiap hari, tergantung gaya
hidup.
Dia mencontohkan, jika seseorang pada suatu hari mengonsumsi makanan
sehat berupa sayuran kaya serat, tidak memiliki masalah yang membebani
pikiran dan pekerjaan lancar, toksin yang diproduksi di dalam tubuh
tidak terlalu banyak. Kemudian, keesokan hari semua berubah. Undangan
makan membuat orang tersebut makan berbagai makanan olahan, dengan beban
kerja berat dan masalah pelik di rumah, otomatis kadar toksin yang
diproduksi tubuh meningkat. Karena itu, Inayah kurang menyetujui detoks
dilakukan dalam satu kesatuan yang singkat. Apalagi, tubuh memerlukan
waktu beradaptasi ketika melakukan detoks.
ORGAN-ORGAN Tubuh yang Bekerja Saat Proses DETOX
melilea detoks Biasanya, proses detoks dimulai pada bagian usus besar
(colon) sebagai salah satu organ utama pencernaan. Selain itu, detoks
juga bisa dilakukan pada organ tubuh lain, seperti hati, ginjal, saluran
pernapasan, kulit. ”Organ tubuh yang didetoks memang organ yang secara
natural memiliki kemampuan untuk detoks tubuh, seperti usus besar, hati,
ginjal, paru-paru, kulit,” pungkas alumnus Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia (UKI) itu – Dr Angela C Ardhanie.
PUASA Dengan Cara Bertahap
Puasa bagi orang-orang yang sudah terbiasa melakukan setiap satu tahun
sekali selama satu bulan, tentu tidak ada masalah. Tubuh pun akan mudah
beradaptasi. Namun, bagi yang belum terbiasa, maka proses detoksifikasi
melalui puasa harus dilakukan secara hati-hati. Pasalnya, tubuh harus
beradaptasi dari asupan makanan dengan porsi yang biasa menjadi porsi
yang lebih sedikit. Misalnya, mulai proses puasa selama dua hari dalam
dua pekan, kemudian dua hari dalam sepekan, begitu seterusnya sampai
bisa dilakukan setiap hari berturut-turut selama 30 hari. Seusai
berpuasa, penting untuk tetap menjaga asupan makanan supaya tubuh yang
sudah sehat dan bebas racun tadi tidak kembali dipenuhi racun.
Karena itu, dr Inayah Budiasti MS SpGK menyarankan agar pelaksanaan
detoks sebaiknya secara perlahan untuk memberi tubuh kesempatan
beradaptasi. Layaknya orang yang perlu adaptasi ketika menghadapi pola
makan, demikian juga yang dilakukan tubuh. ”Saat tubuh mengalami
pengurangan asupan makanan, maka yang pertama dibuang ialah cairan.
Jadi, bukan lemak yang dibuang dari tubuh. Padahal, sebanyak 80 persen
tubuh terdiri atas air,” ungkapnya.
Karena itu, detoks yang dilakukan baik melalui puasa tanpa makan dan
minum untuk waktu tertentu atau puasa jus, perlu dilakukan secara
bertahap. Beri waktu pada tubuh beradaptasi minimal sekitar dua pekan
untuk mendapatkan hasil terbaik. ”Memberi waktu istirahat dua pekan
untuk saluran cerna sangat baik, yang penting asupan makanannya diatur,”
tandasnya.
REAKSI DETOKS (Ahli diet Jackson-Blatner)
terdapat beberapa efek dari detoks yang harus diperhatikan. Misalnya,
berat badan yang turun secara cepat tidak baik bagi tubuh. Saat proses
detoks, ketika toksin melewati pembuluh darah, maka tubuh akan memberi
reaksi sehingga bisa timbul gejala : Sakit Kepala, Mual, Kembung,
Ssembelit, Pilek, Flu, Demam Ringan, Gangguan Kulit, Gangguan Emosi,
Serta Kedinginan. Kadang disertai perubahan warna air seni dan napas
bau.
”Reaksi ini sangat individual sifatnya. Pada orang tertentu, reaksi ini
boleh jadi tidak muncul atau sudah terjadi pada hari pertama,” ungkap
Jackson-Blatner. Namun, reaksi itu baru muncul pada hari ketiga karena
hari ketiga tubuh mulai mengambil energi dari lemak setelah hari pertama
mengambil glukosa dari otot, hari kedua dari lever. Untuk bisa sampai
ke otak, lemak harus mengalami tahap perubahan hingga membutuhkan waktu
lebih lama.
PUASA Untuk Detoks
Dengan berpuasa terjadi proses yang sungguh menyehatkan tubuh, yaitu
pembuangan racun-racun (detoksifikasi). Penurunan berat tubuh hanya
merupakan efek samping dari proses detoks tersebut. Puasa baik dilakukan
tidak hanya untuk orang yang ingin menurunkan berat badan. Orang sehat
dengan berat badan ideal pun sangat baik menjalani puasa secara periodik
agar racun yang masuk ke tubuh tidak menumpuk dan menjadi penyakit
parah.
Berpuasa Bisa di Lakukan Berbagai Cara, Namun pada Prinsipnya Yakni
- Tidak Memasukan Makanan Berlebihan ke dalam Tubuh terutama yang tidak
sehat.
- Penghematan Energi: mengurangi pemborosan energi hingga energi yang
dihasilkan tubuh betul-betul digunakan untuk merontokkan semua racun,”
Penghematan energi tadi bisa dilakukan makan hanya selepas magrib hingga
sebelum subuh, atau Hanya Menyantap Buah dan Sayuran. Dengan berpuasa
atau menyantap makanan yang mudah dicerna, tubuh tidak menggunakan
energi untuk mencerna makanan, tetapi betul-betul untuk membuang racun. –
Ujar ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta dr Inayah Budiasti MS SpGK.
Detoksifikasi merupakan pembuangan racun-racun tubuh Dengan Cara Terbaik
MEMBERIKAN NUTRISI yang sesuai untuk sel-sel tubuh.
Menurut ahli terapis organik dari Healthy Choice Kemang dr Angela C
Ardhanie, biasanya dia menganjurkan orang yang ingin melakukan detoks
menjalani puasa dengan tetap mengonsumsi jus buah dan sayuran. Sesuai
prinsip Healthy Choice yang mengedepankan produk organik, maka jus buah
dan sayuran yang dipilih berasal dari buah dan sayur organik, yang
dijamin tanpa tambahan zat pengawet dan gula
Melilea telah memformulasikan Green Field Organic sebagai makanan
organik yang kaya akan serat, protein nabati dan vitamin yang terbukti
mampu memperlancar proses pembuangan racun di tubuh (detoksifikasi) :)
Sumber : hanglekiumc.com
Copy the BEST Traders and Make Money :
http://bit.ly/fxzulu
Pembuangan Racun Tubuh
(Detoks)
April 26, 2011
Bagi kita khususnya yang tinggal di daerah perkotaan yang selalu di
sibukan dengan kegiatan pekerjaan kantor (stress) belum lagi macet lalu
lintas, polusi dari asap kendaraan motor, asap rokok, seringnya
mengkonsumsi makanan yg banyak mengandung bahan pewarna, MSG, pemanis
buatan, racun pestisida dari buah dan sayuran yang kita beli di pasar,
yg lama kelamaan akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga TIDAK SADAR lagi
bahwa di dalam DARAH sudah mengendap 3000 macam Zat RACUN sebagai BOOM
WAKTU yang kapan saja siap meledak dan merontokan kesehatan kita.
Keberatan Ber Investasi dengan KESEHATAN sejak awal, akibatnya di
kemudian hari Uang yang kita kumpulkan dari hasil kerja keras akan
terbuang dengan sia-sia hanya untuk berobat!
Dari Jaman dulu hingga sekarang terapi kesehatan yang terbaik adalah
dengan Metode DETOKSIFIKASI / Pembuangan racun yaitu dengan melakukan
PUASA dan DIET MAKANAN ORGANIK! .. Yang MENARIK di akhir kutipan yang
kami ambil dari Blog Dr. Inayah Budiasti, M.S.,SpGK beliau menuliskan
bahwa MELILEA Sebagai Makanan Organik yang kaya akan serat dan protein
yang MAMPU MEMPERLANCAR DETOKS
Entah mengapa detoksifikasi atau sering disebut detoks selalu
dihubungkan dengan pelangsingan tubuh. Padahal, anggapan ini tidak
selalu benar. Manfaat sebenarnya dari detoksifikasi ialah mengeluarkan
toksin atau racun dari dalam tubuh. Ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta
dr Inayah Budiasti MS SpGK mengungkapkan, toksin di dalam tubuh manusia
memang terjadi secara alami, bisa berasal dari AMPAS MAKANAN dan
makanan-makanan yang tidak tercerna.
SUMBER TOKSIN
Ekternal : Bahan kimia seperti pestisida, zat atau makanan aditif,
logam berat pada air, kimia industri, residu obat-obat farmasi, dan
sebagainya
Internal : Secara alami Tubuh juga memproduksi TOKSIN, Hal ini
merupakan proses metabolisme, yang setiap hari terdapat pembelahan
sel-sel baru Sementara itu, sel-sel lama menjadi aus dan mati.
Pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh.
DETOKS Tidak di Lakukan Dalam Waktu Singkat
Dalam kondisi normal, ampas dikeluarkan secara teratur setiap hari
melalui sistem pembuangan tubuh. ”Yang paling efektif ialah pembuangan
racun tubuh itu melalui buang air besar minimal satu kali. Tidak ada
ketentuan yang sama setiap hari. Misalnya, sampah dapur restoran. Kadang
menumpuk tinggi atau sedikit saja, tergantung dari pemesanan. Begitu
pula racun di dalam tubuh, bisa berbeda setiap hari, tergantung gaya
hidup.
Dia mencontohkan, jika seseorang pada suatu hari mengonsumsi makanan
sehat berupa sayuran kaya serat, tidak memiliki masalah yang membebani
pikiran dan pekerjaan lancar, toksin yang diproduksi di dalam tubuh
tidak terlalu banyak. Kemudian, keesokan hari semua berubah. Undangan
makan membuat orang tersebut makan berbagai makanan olahan, dengan beban
kerja berat dan masalah pelik di rumah, otomatis kadar toksin yang
diproduksi tubuh meningkat. Karena itu, Inayah kurang menyetujui detoks
dilakukan dalam satu kesatuan yang singkat. Apalagi, tubuh memerlukan
waktu beradaptasi ketika melakukan detoks.
ORGAN-ORGAN Tubuh yang Bekerja Saat Proses DETOX
melilea detoks Biasanya, proses detoks dimulai pada bagian usus besar
(colon) sebagai salah satu organ utama pencernaan. Selain itu, detoks
juga bisa dilakukan pada organ tubuh lain, seperti hati, ginjal, saluran
pernapasan, kulit. ”Organ tubuh yang didetoks memang organ yang secara
natural memiliki kemampuan untuk detoks tubuh, seperti usus besar, hati,
ginjal, paru-paru, kulit,” pungkas alumnus Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia (UKI) itu – Dr Angela C Ardhanie.
PUASA Dengan Cara Bertahap
Puasa bagi orang-orang yang sudah terbiasa melakukan setiap satu tahun
sekali selama satu bulan, tentu tidak ada masalah. Tubuh pun akan mudah
beradaptasi. Namun, bagi yang belum terbiasa, maka proses detoksifikasi
melalui puasa harus dilakukan secara hati-hati. Pasalnya, tubuh harus
beradaptasi dari asupan makanan dengan porsi yang biasa menjadi porsi
yang lebih sedikit. Misalnya, mulai proses puasa selama dua hari dalam
dua pekan, kemudian dua hari dalam sepekan, begitu seterusnya sampai
bisa dilakukan setiap hari berturut-turut selama 30 hari. Seusai
berpuasa, penting untuk tetap menjaga asupan makanan supaya tubuh yang
sudah sehat dan bebas racun tadi tidak kembali dipenuhi racun.
Karena itu, dr Inayah Budiasti MS SpGK menyarankan agar pelaksanaan
detoks sebaiknya secara perlahan untuk memberi tubuh kesempatan
beradaptasi. Layaknya orang yang perlu adaptasi ketika menghadapi pola
makan, demikian juga yang dilakukan tubuh. ”Saat tubuh mengalami
pengurangan asupan makanan, maka yang pertama dibuang ialah cairan.
Jadi, bukan lemak yang dibuang dari tubuh. Padahal, sebanyak 80 persen
tubuh terdiri atas air,” ungkapnya.
Karena itu, detoks yang dilakukan baik melalui puasa tanpa makan dan
minum untuk waktu tertentu atau puasa jus, perlu dilakukan secara
bertahap. Beri waktu pada tubuh beradaptasi minimal sekitar dua pekan
untuk mendapatkan hasil terbaik. ”Memberi waktu istirahat dua pekan
untuk saluran cerna sangat baik, yang penting asupan makanannya diatur,”
tandasnya.
REAKSI DETOKS (Ahli diet Jackson-Blatner)
terdapat beberapa efek dari detoks yang harus diperhatikan. Misalnya,
berat badan yang turun secara cepat tidak baik bagi tubuh. Saat proses
detoks, ketika toksin melewati pembuluh darah, maka tubuh akan memberi
reaksi sehingga bisa timbul gejala : Sakit Kepala, Mual, Kembung,
Ssembelit, Pilek, Flu, Demam Ringan, Gangguan Kulit, Gangguan Emosi,
Serta Kedinginan. Kadang disertai perubahan warna air seni dan napas
bau.
”Reaksi ini sangat individual sifatnya. Pada orang tertentu, reaksi ini
boleh jadi tidak muncul atau sudah terjadi pada hari pertama,” ungkap
Jackson-Blatner. Namun, reaksi itu baru muncul pada hari ketiga karena
hari ketiga tubuh mulai mengambil energi dari lemak setelah hari pertama
mengambil glukosa dari otot, hari kedua dari lever. Untuk bisa sampai
ke otak, lemak harus mengalami tahap perubahan hingga membutuhkan waktu
lebih lama.
PUASA Untuk Detoks
Dengan berpuasa terjadi proses yang sungguh menyehatkan tubuh, yaitu
pembuangan racun-racun (detoksifikasi). Penurunan berat tubuh hanya
merupakan efek samping dari proses detoks tersebut. Puasa baik dilakukan
tidak hanya untuk orang yang ingin menurunkan berat badan. Orang sehat
dengan berat badan ideal pun sangat baik menjalani puasa secara periodik
agar racun yang masuk ke tubuh tidak menumpuk dan menjadi penyakit
parah.
Berpuasa Bisa di Lakukan Berbagai Cara, Namun pada Prinsipnya Yakni
- Tidak Memasukan Makanan Berlebihan ke dalam Tubuh terutama yang tidak
sehat.
- Penghematan Energi: mengurangi pemborosan energi hingga energi yang
dihasilkan tubuh betul-betul digunakan untuk merontokkan semua racun,”
Penghematan energi tadi bisa dilakukan makan hanya selepas magrib hingga
sebelum subuh, atau Hanya Menyantap Buah dan Sayuran. Dengan berpuasa
atau menyantap makanan yang mudah dicerna, tubuh tidak menggunakan
energi untuk mencerna makanan, tetapi betul-betul untuk membuang racun. –
Ujar ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta dr Inayah Budiasti MS SpGK.
Detoksifikasi merupakan pembuangan racun-racun tubuh Dengan Cara Terbaik
MEMBERIKAN NUTRISI yang sesuai untuk sel-sel tubuh.
Menurut ahli terapis organik dari Healthy Choice Kemang dr Angela C
Ardhanie, biasanya dia menganjurkan orang yang ingin melakukan detoks
menjalani puasa dengan tetap mengonsumsi jus buah dan sayuran. Sesuai
prinsip Healthy Choice yang mengedepankan produk organik, maka jus buah
dan sayuran yang dipilih berasal dari buah dan sayur organik, yang
dijamin tanpa tambahan zat pengawet dan gula
Melilea telah memformulasikan Green Field Organic sebagai makanan
organik yang kaya akan serat, protein nabati dan vitamin yang terbukti
mampu memperlancar proses pembuangan racun di tubuh (detoksifikasi) :)
Sumber : hanglekiumc.com
Copy the BEST Traders and Make Money :
http://bit.ly/fxzulu