Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi
Bawa Laksana adalah
motto dari Gerakan Pramuka, konsep yang sangat indah, menarik, cocok dan
sangat baik untuk Bangsa Indonesia.
Apa yang dapat kuberikan kepada
Indonesia negeri yang aku cintai?
Konsep Gerakan Pramuka mengajak
seluruh komponen Bangsa Indonesia agar memberikan walau itu hanya setitik bakti
untuk negeri ini, senantiasa teguh pada pendirian, dan menepati apa yang
dikatakan.
BERBUDI
"Berbudi" dalam bahasa Jawa beda
dengan berbudi dalam bahasa Indonesia. ‘Ber’ di sini bukan sebuah ‘awalan’
melainkan kependekan dari ‘luber’ yang artinya adalah “meluap” “Budi”
pengertiannya adalah “watak”. Tentusaja watak yang baik. Watak apa yang meluber
atau meluap? Tentu saja watak suka memberi, yang dalam bahasa Jawa menurut
Poerwadarminta disebut “seneng weweh”. Pemimpin harus “ber-budi”, luber
budinya. Suka memberi kepada rakyatnya. Memberi kepada rakyat tidak harus
memberi uang tunai. Keamanan, kesejahteraan, kemudahan, peluang usaha dan masih
banyak lagi. Rakyat akan merasa ayem karena diayomi pemimpin yang “ber-budi”
(mulai diri sendiri dan semua yang diberi tanggung-jawab mengendalikan sesuatu
adalah pemimpin).
BAWA
“Bawa” dalam bahasa Jawa berarti “ucapan”, atau awal nyanyian. Tembang Jawa sering
diawali dengan “bawa”. Semacam intro yang disampaikan dalam sepotong kalimat
bernada. Penekanan disini pada “ucapan” seorang pemimpin. Tentusaja ucapan
seorang pemimpin tidak boleh “kakehan
gludhug kurang udan”, banyak janji tanpa bukti. Ucapan pemimpin
harus sama dengan perbuatannya. Harus “Sabda pandita ratu.”
“Berbudi bawa laksana”
mengandung pengertian “suka memberi dan kesatuan antara ucapan dan tindakan”.
Penjabarannya bisa panjang-lebar, luas dan mendalam. Saya hanya ingin
mengingatkan satu hal. Yang sering diucapkan pemimpin kepada rakyat adalah
“janji”. Dan yang dijanjikan pasti “mau memberi sesuatu”. Misalnya membangun
Puskesmas, Membangun jembatan, mengaspal jalan dan lain-lain. Oleh sebab itu
leluhur kita mengingatkan dalam tiga kata “Ber-budi Bawa Laksana”, Banyaklah
memberi dan tepati janjimu.
LAKSANA
"Laksana” adalah
“jalan”. Diberi sisipan “um” maka “lumaksana” berarti “berjalan. Pengertian “jalan”
disini adalah gerak langkah atau tindakan. Jadi “Laksana” menjelaskan “bawa”.
Dengan demikian pengertian “Bawa laksana” adalah “kesatuan ucapan dan tindakan”
Dalam etika Jawa
dikenal satu ungkapan sabda pandhita ratu, “tan kena wola-wali,” yang dapat
dimaknai bahwa seorang pemimpin haruslah konsekuen untuk mewujudkan apa yang
telah diucapkan. Kristalisasi perlunya pemimpin yang memiliki sifat bawa
laksana. Dalam filsafat Jawa, seorang raja adalah pemimpin yang memiliki
sifat ‘bawa laksana’ dan sifat-sifat baik lainnya. Ini tercermin dari
ungkapan yang sering diucapkan Ki Dalang dalam setiap lakon wayang, yang
berbunyi: “dene utamaning nata, berbudi bawa laksana” (sifat utama bagi seorang
raja adalah bermurah hati dan teguh memegang janji).
Sifat ‘bawa laksana’ mempunyai nilai
yang sangat tinggi, sehingga sifat tersebut perlu diprioritaskan
diutamakan. Etika ‘bawa laksana’ ini mengandung nilai yang bersifat universal,
mengandung nilai filsafat yang baik dan perlu dipegang teguh seluruh
pemimpin.
Renungan buatku dan Sahabat-Sahabatku dalam memperingati
Hari Ulang Tahun ke-53 Gerakan Pramuka Indonesia;
"Kita mantapkan, perkuat,
perluas; Pembentukan Karakter Kaum Muda melalui Gugus Depan Terakreditasi,
untuk mewujudkan Generasi Muda yang Mumpuni dan Berkarakter dengan menerapkan
secara optimal “Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana.”
"Kita adalah pemimpin diri
sendiri ….mari kita pimpin diri sendiri untuk Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa
Laksana.
Masih banyak yang dapat kita lakukan untuk hari esok Bangsa Indonesia. Hari esok
yang lebih baik dari hari ini dan hari
kemarin. Mari kita tingkatkan tujuh dimensi pribadi (spiritual, Emotional, Sosial, Intelektual, Fisik, Estetis, dan Finansial) agar Bangsa Indonesia Jaya.
"Kita lebih mencintai Allah,
kita lebih mencintai tanah Air Indonesia, kita tingkatkan produktifitas, lebih banyak berkarya & bermanfaat
untuk Bangsa Indonesia dan seluruh mahluk-Nya, setiap hari kita berusaha memperbaiki diri menjadi
pribadi yang lebih baik dan bertambah baik akhlaknya……dst."
"Semoga Allah selalu melindungi, membimbing, merahmati
dan meridhai Bangsa Indonesia. Jaya Pramuka Indonesia, Jaya Bangsa
Indonesia," aamiin….
Dirgahayu HUT
ke-53 Gerakan Pramuka
SALAM PRAMUKA…
Dalam etika Jawa dikenal satu ungkapan sabda pandhita ratu, “tan kena wola-wali,” yang dapat dimaknai bahwa seorang pemimpin haruslah konsekuen untuk mewujudkan apa yang telah diucapkan. Kristalisasi perlunya pemimpin yang memiliki sifat bawa laksana. Dalam filsafat Jawa, seorang raja adalah pemimpin yang memiliki sifat ‘bawa laksana’ dan sifat-sifat baik lainnya. Ini tercermin dari ungkapan yang sering diucapkan Ki Dalang dalam setiap lakon wayang, yang berbunyi: “dene utamaning nata, berbudi bawa laksana” (sifat utama bagi seorang raja adalah bermurah hati dan teguh memegang janji).
"Kita adalah pemimpin diri
sendiri ….mari kita pimpin diri sendiri untuk Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa
Laksana.
Masih banyak yang dapat kita lakukan untuk hari esok Bangsa Indonesia. Hari esok
yang lebih baik dari hari ini dan hari
kemarin. Mari kita tingkatkan tujuh dimensi pribadi (spiritual, Emotional, Sosial, Intelektual, Fisik, Estetis, dan Finansial) agar Bangsa Indonesia Jaya.
"Kita lebih mencintai Allah,
kita lebih mencintai tanah Air Indonesia, kita tingkatkan produktifitas, lebih banyak berkarya & bermanfaat
untuk Bangsa Indonesia dan seluruh mahluk-Nya, setiap hari kita berusaha memperbaiki diri menjadi
pribadi yang lebih baik dan bertambah baik akhlaknya……dst."
Salam...satyaku kudharmakan ..dharmaku ku bhaktikan...
BalasHapus