Pengurus kwartir (andalan tingkat nasional, daerah, cabang dan
ranting) bertekad terus mendarmabaktikan dirinya untuk kemajuan Gerakan
Pramuka. Tekad itu diucapkan dalam acara Ulang Janji yang
diadakan di jajaran kwartir daerah dan cabang di Tanah Air pada Selasa
(13/08/2013) petang lalu. Acara sakral ini selalu dilakukan satu hari
sebelum peringatan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka yang jatuh setiap 14 Agustus
“Demi
kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, dan ikut serta
membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma,” demikian Trisatya yang
diucapkan para pembina, pelatih dan andalan di seluruh Indonesia saat
Ulang Janji.
Puncak
peringatan HUT Gerakan Pramuka yang ke-52 kali ini berlangsung di
lapangan Pusdiklatnas Cibubur, Jakarta Timur pada Rabu (14/08/2013)
petang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis
Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka menjadi Pembina Upacara. Peserta
upacara adalah pramuka penggalang dan penegak utusan Kwartir Daerah
Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Tema Hari Pramuka ke-52 kali ini adalah "Wujudkan Bangsa yang Berkarakter dan Bermartabat Melalui Gerakan Pramuka." Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Azrul Azwar menjelaskan
pendidikan kepramukaan sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda
Indonesia dituntut untuk dapat lebih berkontribusi secara nyata dalam
hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara. “Termasuk dalam
menyelesaikan masalah kaum muda,” ujar Kak Azrul.
Menurutnya,
ada tiga milestone keberhasilan Gerakan Pramuka dalam kurun waktu tujuh
tahun terakhir ini.
Pertama, pencanangan Program Revitalisasi Pramuka
oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006. Implikasi
dari hal itu adalah pembaharuan sistem pendidikan kepramukaan, kurikulum
baru, sistem akreditasi Gudep, serta sertifikasi dan lisensi para
Pembina.
Kedua,
terbitnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Aturan ini memperkuat legalitas Pramuka di Indonesia.
Ketiga, masuknya
pendidikan kepramukaan ke dalam Kurikulum 2013 sebagai ekstrakurikuler
wajib. Khusus untuk milestone yang ketiga ini, Gerakan Pramuka dapat
memahami sepenuhnya latar belakang rencana menjadikan pendidikan
kepramukaan sebagai mata pelajaran ekstrakurikulur wajib.
Permasalahan
yang dihadapi oleh kaum muda Indonesai pada saat ini memang telah
sangat mengkhawatirkan. Hanya saja disesuaikan dengan kebiasaan yang
berlaku secara internasional, kata Kak Azrul, Gerakan
Pramuka lebih menekankan tidak pada ketetapan wajibnya saja, melainkan
bagaimana secara bersungguh-sungguh menggalakkan pendidikan kepramukaan
di sekolah. Untuk ini seyogyanyalah yang diwajibkan bukan mengikuiti
pendidikan kepramukaan disekolah, melainkan mendirikan Gugusdepan
Gerakan Pramuka di setiap sekolah.
“Sedangkan
kehendak untuk meningkatkan cakupan sehingga semua murid sekolah ikut
dalam pendidikan kepramukaan, kiranya dapat dicapai melalui dua hal,”
kata Kak Azrul. Pertama, mengupayakan pendidikan kepramukaan menarik bagi para siswa. Untuk ini pelbagai faktor penarik (pull factors) harus
dapat dilakukan, antara lain menyediakan pembina yang andal,
melengkapkan gugusdepan dengan pelbagai sarana dan prasarana pendidikan
kepramukaan, serta menyediakan dana operasional gugusdepan.
Kedua, mengupayakan lingkungan sekolah mendorong perkembangan pendidikan kepramukaan. Untuk ini pelbagai faktor pendorong (push factors) harus
dapat dilakukan, antrara lain memasukkan pelaksanaan pendidikan
kepramukaan dalam akreditasi sekolah, memasukkan aktivitas guru pada
penilaian kinerja tahunan, serta memperhitungkan keterlibatan murid
dalam kegiatan kepramukaan pada waktu menetapkan siswa teladan.
Rangkaian
HUT Gerakan Pramuka ke-52 akan diisi pula oleh acara Tabur Bunga di
Tamam Makam Pahlawan Kalibata, makam Jenderal Soeharto dan Ibu Tien
Soerharto, makam Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan di perairan Kepulauan Seribu. Selain
itu pada 9-14 September akan diadakan Karang Pamitran Nasional yang
diikuti 4.000 pembina pramuka utusan 400 kwartir cabang seluruh
Indonesia.
Sementara itu pada 3-5
Desember 2013 akan diadakan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di
Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pertemuan lima tahun sekali ini akan
menetapkan Anggaran Dasar/Rumah Tangga, menyusun Rencana Kerja 2013-2018
dan memilih Ketua Kwarnas periode 2013-2018. Selain
itu akan dibahas terbentuknya dua Satuan Karya (Saka) baru, yakni Saka
Kalpataru (kerja sama Kwarnas dengan Kementrian Lingkungan Hidup) dan
Saka Pariwisata (Kwarnas dengan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif).