Senin, 30 November 2015

Kisah Sekantong Kentang Busuk


Cerita ini sudah sering kita dengar dan kita baca. Tapi tidak ada salahnya jika kita coba untuk mengingatnya kembali…. Cerita yang penuh sarat makna tentang keikhlasan untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Kisah Sekantong Kentang BusukAlkisah, suatu hari seorang guru memberikan tugas yang tidak biasa kepada murid-muridnya. Semua murid diminta untuk membawa sebuah kantong plastik dan sejumlah kentang.  Masing-masing kentang harus diberi nama berdasarkan nama orang yang mereka benci. Jadi setiap murid membawa kentang yang berbeda-beda jumlahnya. Ada yang membawa 2, 3, 4 bahkan ada yang membawa lebih dari 5. Seperti perintah sang guru, setiap murid harus membawa kentang-kentang tersebut kemanapun mereka pergi. Mau pergi ke sekolah, pergi makan, mandi, tidur bahkan ke toilet pun harus tetap dibawa.
Sehari berlalu murid-murid masih sigap untuk menjalankan tugas sang guru, mereka tidak mengeluh atas tugas  yang diberikan. Setelah beberapa hari berlalu, kentang-kentang tersebut mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap. Murid-murid mulai mengeluh kepada sang guru, terlebih mereka yang membawa kentang dalam jumlah yang banyak. Selain bau yang tidak enak, kentang-kentang tersebut cukup berat untuk terus dibawa. Akan tetapi sang guru belum membolehkan mereka untuk menyudahi tugas tersebut sampai beberapa hari kedepan.

Akhirnya tibalah hari terakhir murid-murid menjalankan tugas dari sang guru. Mereka sudah tidak kuat lagi untuk membawa kentang-kentang  yang semakin menyengat baunya tersebut. Sang guru pun membolehkan murid-muridnya untuk membuang kentang-kentang yang mereka bawa. Perasaan lega dan senang dirasakan setiap murid, seakan-akan mereka terbebas dari “penderitaan” yang berkepanjangan.
Sang guru kemudian bertanya kepada murid-muridnya. “Wahai muridku, tahukah kalian maksud dari tugas yang saya berikan selama beberapa hari belakangan ini? Serentak murid-murid menjawab tidak tahu. Dengan bijak sang guru berkata, “Wahai muridku, sesungguhnya kebencian kalian kepada orang lain seperti kentang-kentang yang kalian bawa setiap hari. Semakin banyak rasa benci itu, akan semakin berat beban yang kalian bawa. Dan semakin lama kalian menyimpan rasa benci itu, maka akan semakin menyesakkan hari-hari kalian.” Murid-murid pun mulai merenung dengan apa yang disampaikan sang guru. Akhirnya sejak hari itu mereka saling meminta dan memberi maaf pada sesama.
Wahai saudaraku, masih inginkah kita menyimpan lebih lama lagi kentang-kentang tersebut? Atau akankah kita bergegas segera membuang jauh-jauh kentang-kentang busuk tersebut? Tentu jika kita menginginkan kehidupan yang lebih tenang, damai dan tidak menyesakkan hari-hari kita, pilihan kedua lah yang akan kita pilih….

Semoga cerita di atas bisa membuat kita semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan ini, dengan berbagai pernak-pernik masalah yang menghiasinya…
Kesalahan orang kepada kita, apapun bentuknya (baik disengaja atau tidak disengaja), yang pasti kalau kita ingat terus, apalagi timbul dendam dan berusaha membalas dengan lebih kejam lagi, maka sepanjang hidup justru kita akan menderita. Sebaliknya kalau kita yang melakukan kesalahan, baik itu disengaja atau tidak, maka percepat minta maaf atas kesalahan yang kita lakukan.

Sebelas bulan meningkatkan ibadah, sungguh saat tepat untuk mengingatkan kita, agar senantiasa mampu menahan emosi amarah dan kebencian. Mari berlatih untuk saling memaafkan, menjalani hidup dengan ikhlas, saling menyayangi, menghormati. Semoga Alloh selalu memberi rahmat dan melindungi kita.
 Aamiin yaa Rabbal'alamiin.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar