Rabu, 29 April 2015

"INDAHNYA AKHIRAT"


BURUKNYA DUNIA DAN iNDAHNYA AKHIRAT


"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa, maka tidakkah kamu memahaminya." 
(Surat Al-'An`ām 6:32)

Seorang muslim tentunya mengetahui bahwa kehidupan yang baik di dunia hanya dapat dicapai dengan ketakwaan pada Allah. Berjalan di muka bumi berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Kedengarannya mudah tetapi nyatanya begitu sulit untuk dilakukan. Realitas dunia dengan beragam perhiasannya membuat manusia mudah lupa dengan janjinya pada Allah swt. Keindahan dunia terasa nyata dirasakan oleh manusia, membuat banyak manusia berlomba meraih satu demi satu gemerlapnya dengan meninggalkan bahkan melupakan sama sekali keabadian akhirat. Sebegitu dahsyatnyakah magnet keindahan dunia?
Padahal sangat jelas dikatakan bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik dari dunia (Q.S. 3:14, 4:77, 6:32). 


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ
Beautified for people is the love of that which they desire - of women and sons, heaped-up sums of gold and silver, fine branded horses, and cattle and tilled land. That is the enjoyment of worldly life, but Allah has with Him the best return.
Indonesian
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Quran Surat An-Nisaa 4:77, 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوٓا۟ أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ ٱلْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ ٱلنَّاسَ كَخَشْيَةِ ٱللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوا۟ رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا ٱلْقِتَالَ لَوْلَآ أَخَّرْتَنَآ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ ۗ قُلْ مَتَٰعُ ٱلدُّنْيَا قَلِيلٌ وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ ٱتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا

Have you not seen those who were told, "Restrain your hands [from fighting] and establish prayer and give zakah"? But then when fighting was ordained for them, at once a party of them feared men as they fear Allah or with [even] greater fear. They said, "Our Lord, why have You decreed upon us fighting? If only You had postponed [it for] us for a short time." Say, The enjoyment of this world is little, and the Hereafter is better for he who fears Allah . And injustice will not be done to you, [even] as much as a thread [inside a date seed]."
Indonesian
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
(QS: Al-An'am Ayat: 32)

And the worldly life is not but amusement and diversion; but the home of the Hereafter is best for those who fear Allah , so will you not reason?
Indonesian
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

Kehidupan real dunia yang jelas-jelas dijalani oleh semua manusia sebenarnya hanyalah kesenangan semu yang melenakan belaka, sedangkan akhirat dengan segala keabadiannya adalah suatu kehidupan yang tiada akhir, sesuai subtansi di atas di mana manusia tak akan dapat kembali lagi ke dunia jika telah meninggalkan dunia, dalam satu riwayat disebutkan : "Jika engkau menyanjung dunia, maka dunia akan terlihat tinggi di depanmu, namun jika engkau menganggap rendah dunia, maka dunia akan bertekuk lutut di depanmu."

Pulang Kampung Halaman
Setiap kita melakukan perjalanan di dunia ini senantiasa ada di hati kita keinginan untuk kembali pulang ke kampung halaman. Namun ketahuilah, setiap kita suatu saat akan menempuh sebuah perjalanan yang tidak mungkin lagi kembali ke dunia. Betapapun besar harapan Anda untuk kembali, keinginan, permohonan, serta permintaan Anda kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Anda tidak akan bisa kembali lagi!

Apa kata Allah Tabaraka wa Ta’ala menceritakan tentang hal ini?
حَتَّى إِذَا جَاء أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحاً فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٠٠)
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia),(9) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.(100)” (Q.S. Al-Mukminun: 99-100)


Perjalanan yang panjang membawa bekal sedikit. Perjalanan yang dahulu membuat sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menangis sebelum menempuh perjalanan tersebut. 

Sahabat yang menghabiskan waktunya untuk menegakkan dan membela Sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, menjelang wafatnya ia terisak-isak menangis. Kata beliauradhiyallahu ‘anhu, “Aduhai jauhnya perjalanan dan sedikitnya bekal yang aku bawa.”

Dan setiap kita akan menempuh perjalanan tersebut. Barangkali salah seorang dari kita akan memulai perjalanan tersebut malam ini, barangkali besok, atau lusa. Tetapi, sebuah kepastian…

Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan melindungi kita cerdas mempersiapkan bekal menuju indahnya kampung akhirat.
 Semoga Allah selalu mengampuni dosa kita, membimbing, merahmati, dan melindungi kita dan seluruh umat-Nya. 

Aamiin yaa Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar