Senin, 20 Juni 2016

"JENIS PENYAKIT DAN KEMUNGKINAN LANDASAN EMOSI PEMICUNYA"

PENYAKIT dan  LANDASAN EMOSI
1 Adenoid Konflik dalam keluarga, perasaan tidak diinginkan oleh orang tua
2 Aids Perasaan tidak mampu membela diri.Perasaan ditolak oleh lingkungan.
Ketidakmampuan menerima diri sendiri.Penyangkalan hasrat seksual.
3 Alergi Penyangkalan tentang kekuatan diri sendiri.
4 Pikun Penolakan realitas hidup.Perasaan tidak mampu dan tidak punya harapan.
5 Amnesia Ketakutan(guilt).Melarikan diri dari realitas hidup.Ketidak mampuan untuk mandiri.
6 Anorexia Penolakan akan diri sendiri.Ketakutan Ekstrim.Kebencian pada diri sendiri
dan perasaan ditolak
7 Apatis Penolakan akan diri sendiri untuk merasakan sesuatu.Ras takut.
8 Arteriosclerosis Perlawanan .Ketegangan.Penolakan untuk melihat sisi positif darikehidupan
Pemikiran yang sempit dari kehidupan
9 Arthritis Perasaan tidak dicintai.ditolak.Perasaan dikorbankan.
10 Asthama Ketidakmampuan mengekspresikan kesedihan.perasaan tertekan.
11 Bisul Perasaan terluka ,terhinadan dendam menahun.
12 Bau Badan Takut >tidak suka pada diri sendiri
13 Batu Ginjal Gumpalan dari rasa marah yang tidak terluapkan
14 Cemas Ketidakmampuan untuk menerima kehidupan.cemas.kehilangan perasaan lega
15 Dissmenhoria Ketidak mampuan menerima diri sendiri.
16 Depresi Perasaan marah yang tidak mampu diekspresikan.Merasa tidak punya harapan.
17 Diabetes Perasaan tidak puas.Kesedihan yang mendalam.keinginan besar untuk mengontrol/ tidak sabaran
18 Demam Perasaan marah yang tidak mampu diekspresikan.
19 Endometriosis Perasaan tidak aman .kecewa.dan frustasi
20 Epilepsi Perasaan ditolak.menyakiti diri sendiri.dihukum.
21 Enurisis (ngompol) Ketakutan akan figur ayah.kecemasan.Ketidakmampuan melepaskan masa lalu.Peasaan kecewa yang
ditekan kuat
22 Frigid Takut.Penolakan akan kenikmatan seks.Kepercayaan bahwa seks itu dosa.
23 Glukoma Tekanan dari luka masa lalu.Ketidakmampuan untuk memaafkan.
24 Ginjal Kekecewaan.Perasaan gagal .Rasa malu yang ditekan.
25 Herpes Perasaan bersalah akan dorongan seksual.
26 Herpes Simplex Ketakutan untuk mengekspresikan kemarahan.
27 Aborsi Spontan Perasaan takut.bersalah.Penolakan akan hasrat kewanitaan.
28 Mimisan Keinginan untuk diakui.ketakutan bila tidakdiakui dan menjadi pusat perhatian.Keinginan untuk dicintai.
29 Maag Takut.Perasaan tidak puas pada diri sendiri.
30 Nyeri perut Kecemasan.Ketidakmampuan merawat diri.
31 Pegal-pegal Kebutuhan untuk dicintai.Kebutuhan untuk dipeluk.Kebosanan menahun.
32 Paralysis/Lumpuh Rasa marah yang ditekan kuat.ketidakmampuan untuk mengekspresikan kemarahan.Keinginan untuk
menyatukan keluarga
33 Polio Kecemburuan.Keinginan untuk menghentikan sesuatu atau seseorang.
34 Pneumonia/Infeksi Paru Putus asa.Kelelahan emosional.luka emosi yang tidak tersembuhkan
35 Premenstruasi Memperbolehkan seseorang mempengaruhi diri sendiri.Penolakan akan feminin proses.
Syndrome
36 Osteoporosis Perasaan tidakadanya dukungan sosial
37 Kegemukan Takut.Kebutuhan untuk dilindungi.Kemarahan yang terpendam.Ketidakmampuan untuk memaafkan.
38 Sakit Punggung Ketakutan akan uang.Kekurangan dukungan finansial.
39 Impotensi Perasaan bersalah akan dorongan emosional.
40 Sakit Punggung Perasaan bersalah.Ketidakmampuan untuk melepaskan hal 2 yang terjadi di masa lalu.
Bagian Tengah
41 Sakit Punggung Atas Kebutuhan akan dukungan emosional dari orang lain.Perasaan tidak dicintai.
42 Selulit Kemarahan pada diri sendiri.Keinginan yang kuat untuk menghukum sendiri.
43 Sembelit ketidakmampuan untuk melepaskan masa lalu
44 Sinusitis Perasaan terganggu atau jengkel pada seseorang.
45 Serangan Jantung Perasaan kesepian atau takut ditinggalkan.Merasa tidak cukup baik.Takut gagal.
46 Tekanan Darah Tinggi Permasalahan masa lalu yang tidak terselesaikan.
47 Tekanan Darah Rendah Kekurangan kasih sayang pada masa kanak kanak.ketidakinginan untuk berubah.
48 Tuli Perasaan tidak ingin diganggu.Perasaan ditinggalkan atau ditolak.
49 Hipertiroid Marah karena ditinggalkan.
50 Hipotiroid Menyerah.Perasaan tidak mampu.
51 Sakit Saluran Kencing Stres.kehilangan perasaan relax
52 Kulit Bernanah Gampang iri hati.kehilangan perasaan terima kasih.
53 Hepatitis Marah.Kehilangan perasaan menyangi.
54 Leukimia Sedih.Kehilangan Perasaan untuk menikmati tdk enjoy
55 Sakit Punggung Apatis.Kehilangan semangat alias loyo.
Belakang
56 Hipocampus pd Otak Kesepian.kehilangan kesenangan.
56 Tuberkolosis Kebanggaan diri yang berlebihan,Posesif,Pikiran kejam,balas dendam.
57 Tumor Ketidakmampuan melepaskan dendam masa lalu,Perasaan menyesal yang mendalam.
58 Vertigo Penolakan akan kenyataan hidup.
59 Hepatitits Ketakutan akan perubahan,Takut,marah,benci.Ketidakpuasan akan hidup.
60 Hernia Ketidakmampuan menjalin relasi/perkawanan.Tertekan.
61 Influensa Takut.Respon pada tanggapan negatif dari lingkungan sekitar.
62 Insomnia Penolakan akan proses hidup/faktor usia.Perasaan bersalah.Takut.
63 Jerawat Ketidaksukaan dengan keadaan diri sendiri.Tidak menerima diri sendiri apa adanya.
64 Juling Memiliki konflik diri yang tidak terselesaikan.Ketidakmampuan melihat kehidupan dari sisi yang berlainan.
65 Kebotakan Takut.Perasaan tertekan.Keinginan untuk mengontrol segalanya.
66 Kanker Makan ati yang menahun.
67 Katarak Ketidak beranian untuk menghadapi masa depan.
68 Koma Takut.Keinginan untuk melarikan diri dari seseorang atau sesuatu.
69 Kolesterol Tinggi Ketidakmampuan untuk menikmati hidup.Ketakutan diri untuk membiarkan diri bahagia.
70 Kram Rasa takut yang datang tiba- tiba.
71 Kecanduan Melarikan diri dari diri sendiri, Takut.Tidak tahu bagaimana mencintai diri sendiri.Penolakan akan diri sendiri.
72 Kutil Kemarahan yang terpendam.
73 Kaku Rahang Kemarahan,Perasaan ditolak.Keinginan yang kuat untuk membalas dendam`.Penolakan untuk mengeks-
presikan kemarahan.
74 Laringitis Rasa marah yang terlalu sangat sampai tidak bisa diungkapkan.Ketakutan untuk mengekspresikan
kemarahan
75 Infeksi Perasaan marah dan terganggu oleh seseorang atau sesuatu;
76 Liver Rasa marah yang terpendam.
77 Lupus Putus asa.Ketidakmampuan untuk mandiri.Marah dan perasaan terhukum.
78 Luka Menahun Perasan tidak mampu membela diri sendiri.Kekecewaan terhadap otoritas (kekuasaan)..Korban keke-
rasan
79 Leukimia Ketidakmampuan untruk menikmati hidup.Kekurangan keceriaan dan kreatifitas dalam hidup.
80 Memar Kulit Kemarahan yang dipendam.Keinginan terpendam untuk melukai orang lain (objek kemarahan)
89 Mata Myopi Ketakutan akan masa depan.
90 Mata Hipermetrop (+) Perasaan takut.dibayangi oleh kesalahan masa lalu.
91 Narcolepsy Ketidakmampuan uantuk mengatasi masalah yang ekstrem.
92 Nervous Breakdown Ketidak mampuan menjalin relasi.
93 Ngorok Penolakan untuk melepaskan pandangan yang sudah ketinggalan jaman.
94 Migren Kritik diri yang terlalu kuat.Takut.
95 Menaupous Takut tidak lagi diinginkan.Takut akan kemunduran fisik.Penolakan akan diri sendiri.Merasa diri sendiri
tidak baik atau kurang sempurna.

SUMBER LOUISE L HAY = YOU CAN HEAL YOUR LIFE

Sabar Menghadapi Musibah




"Dan (ingatlah kisah) Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya: “
(Ya Tuhanku) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
(Q.S. al-Anbiya [21]: 83-84)

Sosok seorang entrepreneur konglemerat yang beriman, memiliki keluarga besar yang sangat bahagia. Dia memiliki tanah berhektar-hektar lebarnya, hewan ternaknya ratusan ekor jumlahnya. Namun semua kenikmatan yang didamba-dambakan setiap manusia itu dicabut Allah Swt. Allah menggantinya dengan musibah penyakit puluhan tahun yang harus ditanggungnya. Keluarga yang ia cintai satu-persatu menghadap keharibaan Ilahi-Rabbi. Bungalo super lux yang ia tempati hancur berkeping-keping. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa kecuali kemiskinan dan kepapaan.

Resapilah! Semua kelezatan nikmat duniawi yang menyilaukan bagi sebagian orang yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Ayyub, Allah ambil semuanya. Padahal Nabi Ayyub adalah sosok manusia yang tidak diragukan lagi ketaatannya dalam beribadah kepada Allah Swt. 

Bagaimana kalau musibah ini menimpa kita ? Masihkah kita mampu bersyukur ..

Mungkin saja sebagian dari kita mampu mengatasi semua musibah yang teramat sulit ini. Namun mungkin sebaliknya banyak dari kita bila tertimpa musibah seperti yang dialami Nabi Ayyub kita berputus asa, rapuh, mengeluh, meratap menyesali nasib bahkan mungkin mengutuk Tuhan.
Di dalam al-Qur’an Allah menyatakan bahwa manusia itu suka berkeluh kesah. Allah mengabadikan kisah Nabi Ayyub dalam al-Qur’an bermaksud agar manusia tidak berkeluh kesah ketika ditimpa musibah dan cobaan. Namun sangat disayangkan spirit dan maknanya seringkali tertinggal di rak-rak buku pada akhirnya menjadi lapuk dimakan zaman. Lewat kisah hidup Nabi Ayyub dan keluarganya, kita diberi pelajaran bagaimana mencintai Allah tanpa persyaratan apa pun.
Cobalah renungkan sejenak! Setelah seluruh aset kekayaannya tidak ada lagi yang tersisa, Allah kembali menguji ketaqwaan Nabi Ayyub dengan penyakit menahun dan satu persatu anggota keluarganya menghadap keharibaan Ilahi-Rabbi. Sungguh merupakan cobaan yang teramat sulit dan menyakitkan! Nabi Ayyub harus menaklukan egonya, dia harus sabar, tabah dan ikhlas menerima cobaan dari Allah Swt.
Entah sudah berapa tahun lamanya Nabi Ayyub dengan sabar, tabah dan ikhlas menghadapi berbagai bentuk cobaan dan makian dari tetangganya. Namun Dia tetap berbaik sangka pada ketentuan Allah, Dia tetap bersikap baik pada sesama, suka membantu anak-anak yatim dan janda-janda serta suka menghormati tamu. Nabi Ayyub adalah contoh orang yang memiliki kesabaran tinggi dan keihklasan yang sempurna dalam menghadapi musibah. Setelah Nabi Ayyub berjuang keras tanpa pernah kenal putus asa, serta dengan kesabaran tinggi menghadapi musibah yang dideritanya. Allah mendengar rintihannya.


Beliau tidak menggerutu, tidak pula mengeluh kepada Tuhan selain Allah. Beliau hanya menjelaskan keadaannya seraya berucap: “Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa kesulitan menyangkut diriku disebabkan oleh setan (baca QS. Shâd [38]:41).

Nabi Ayyub tidak bermohon agar kesulitannya dihapuskan Allah karena beliau menyadari bahwa ujian dan cobaan salah satu wujud pematangan kepribadian dan cara Tuhan mengajarkan kesabaran kepada Nabi Ayyub. Nabi Ayyub hanya melanjutkan munajatnya dengan menyebut sifat Allah yakni: Demikianlah keadaanku Wahai Dzat yang Maha-Kasih sedang Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang, maka Wahai Tuhanku karuniakanlah aku sesuai kebesaran, ketulusan dan keindahan kasih-sayang-Mu.
Allah merespon baik doa Nabi Ayyub tersebut, dengan memerintahkan Ayub, menghentakkan kakinya, lalu dari situ memancarlah mata air. Allah memerintahkan Ayub menggunakannya untuk diminum dan mandi (QS. Shad [38]:42). Menurut keterangan Syamsul Rijal Hamid: Perlahan-lahan, hilanglah luka dan penyakitnya. Kemudian kesehatan dan kebugarannya pulih kembali. Beberapa tahun kemudian, Nabi Ayub lebih gagah dan lebih kaya dari sebelum mendapat musibah. Demikian juga keturunannya, lebih banyak yang kesemuanya tunduk, patuh serta berbakti kepada Allah.

Subhanallah, sangat mengagumkan! Jauh di lubuk hati terdalam mungkin kita tertegun sejenak dan kehabisan kata-kata karena tidak sanggup melukiskan kisah mengharu-biru setiap kali mengenang rangkaian ujian keimanan yang ditimpakan kepada Nabi Ayub, sejak ditimpa penyakit menahun sampai seluruh aset kekayaan serta anggota keluarganya terlepas dari dekapannya. Nabi Ayub digambarkan dalam al-Qur’an sebagai pribadi yang sangat penyabar, penyayang terhadap sesama dan cerdas.

Kemudian melalui kisah ini kita dapat bercermin bahwa pada saat kita tertimpa musibah, seberat apapun hendaknya kita tetap tabah dan bersabar serta tidak putus asa dengan adanya rahmat dan ampunan Allah. Dengan berbekal keyakinan akan adanya rahmat dan maghfiroh Allah,

 Insyaallah! Kita akan selalu tangguh, optimis, kuat,  tabah  dalam menjalani kehidupan.. 
 Aamiin Yaa Rabbal'alamin. ..

SABAR MENGHADAPI UJIAN HIDUP



Ketahuilah, ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT

Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.

Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai cobaan yang menerpa. Sehingga tidak menjadikan diri kita berburuk sangka kepada Allah SWT terhadap segala Ketentuan-Nya.

Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, kita sebagai hamba yang beriman kepada Allah SWT harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai ujian atas keimanan yang kita miliki. Allah sebagaimana tertulisa dalam firman-Nya : “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)

Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian atau cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya : “…Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Al Imran : 146)

Macam-Macam Kesabaran

Ibnul Qoyyim mengatakan dalam Madarijus Salikin : “Sabar adalah menahan jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh serta menahan anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar ada tiga macam, yaitu sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat, dan sabar dari cobaan Allah.”

Tingkatan sabar :

1. Sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena takut ancaman Allah, Kita harus selalu berada dalam keimanan dan meninggalkan perkara yang diharamkan. Yang lebih baik lagi adalah, sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena malu kepada Allah. Apabila kita mampu muraqabah (meyakini dan merasakan Allah sedang melihat dan mengawasi kita) maka sudah seharusnya kita malu melakukan maksiat, karena kita menyadari bahwa Allah SWT selalu melihat apa yang kita kerjakan. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya, di surah Al Hadid ayat 4 ” …….. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”

2. Tingkatan sabar yang kedua adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, dengan terus-menerus melaksanakannya, memelihara keikhlasan dalam mengerjakannya dan memperbaikinya. Dalam menjalankan ketaatan, tujuannya hanya agar amal ibadah yang dilakukan diterima Allah, tujuannya semata-mata ikhlas karena Allah SWT.

Ada Beberapa Hal Yang Akan Menuntun Seorang Hamba Untuk Bisa Sabar Dalam Menghadapi Ujian Dan Cobaan, Sebagai Berikut :

1. Sebaiknya kita merenungkan dosa-dosa yang telah kita lakukan. Dan Allah menimpakan ujian atau musibah-musibah tersebut mungkin disebabkan dosa-dosa kita . Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy Syuro : 30).

Apabila seorang hamba menyadari bahwa musibah-musibah yang menimpa disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan segera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang telah dilakukannya

Dan Nabi Muhammad saw bersabda: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai penggugur dosa-dosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat keimanan yang lebih tinggi.

2.. Kita harus menyakini dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah selalu ada bersama kita. Dan Allah telah memberikan jaminan untuk kita dalam surah Al Baqarah ayat 286, bahwa ” Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. Dan Allah cinta dan ridha kepada orang yang sabar. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya sbb: dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Anfal : 46) Dan Firman-Nya : “…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Al Imran : 146)

Bersabarlah maka kita akan melihat betapa dekatnya kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui ujian apapun dalam hidupnya. Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada petunjuk Allah dalam Al Quran, surah At Thur ayat 48 : Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri” Dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan Allah, maka Allah akan ada dimana dia mengharap.

3. Kita harus mengetahui bahwa jika kita bersabar, maka akan mendatangkan ridha Allah, karena ridha Allah SWT, terdapat dalam kesabaran kita, terhadap segala ujian dan ketentuan takdir-Nya, yang kurang kita sukai.

Keutamaan Sabar

Sabar memiliki kedudukan tinggi yang mulia dalam agama Islam. Oleh karena itu, Al Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sabar setengah dari keimanan dan setengahnya lagi adalah syukur. Lebih jelasnya, akan diuraikan beberapa penyebutan ash-shabr dalam Al Qur’an dengan uraian yang ringkas sebagai berikut:

1. Sabar Merupakan Perintah Mulia Dari Rabb Yang Maha Mulia
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,..” (QS. Al-Baqarah: 153)
dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu,..…” (QS.Ali Imran: 200)

Konteks (kandungan) dari kedua ayat diatas menerangkan bahwa sabar merupakan perintah dari Allah SWT. Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan perintah sabar tersebut dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang memenuhi kewajiban itu, berarti ia telah menduduki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT

2. Pujian Allah SWT Terhadap Orang-Orang Yang sabar
Allah SWT memuji mereka sebagai orang-orang yang benar dalam keimanannya. Sebagaimana firman-Nya: “….. dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar (imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177)

Dalam kitab Madarijus Salikin 2/152 Al Imam Ibnul Qayyim, mengutarakan bahwa ayat yang seperti ini banyak terdapat dalam Al Qur’an. Sehingga keberadaan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah adalah benar-benar menjadi barometer keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

3. Mendapat Kecintaan Dari Allah SWT

Semua orang yang beriman berharap menjadi golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT. Dan Allah mengabarkan kepada hamba-Nya bahwa golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah orang-orang yang sabar terhadap ujian dan cobaan dari-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya
“…….., dan Allah itu menyukai/mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)

.Dan Allah selalu bersama orang-orang yang sabar, seperti tertulis dalam firman-Nya: “…..…dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)
Yang dimaksud dengan Allah bersama orang-orang yang sabar adalah penjagaan dan pertolongan Allah SWT selalu menyertai orang-orang yang sabar. Sebagaimana pula diterangkan dalam hadits berikut ini:

“Ketahuilah olehmu! Bahwasannya datangnya pertolongan itu bersama dengan kesabaran.” (HR. At Tirmidzi, dari shahabat Ibnu ‘Abbas ra)

4.. Shalawat, Rahmat dan Hidayah Bersama Orang Yang Sabar
Allah SWT senantiasa mencurahkan shalawat, rahmat dan hidayah-Nya kepada orang-orang yang sabar. Karena jika mereka ditimpa ujian dan cobaan dari Allah mereka kembalikan urusannya kepada Sang Pencipta, yang memilikinya.

Sifat mulia yang dimiliki orang yang sabar ini dikisahkan oleh Allah dalam firman-Nya disurah Al Baqarah, ayat 156-157 : “orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (esungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Atas dasar ini, bila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, dianjurkan mengucapkan kalimat ini, dan ini yang dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah setelahnya dengan do’a yang diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad saw sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.”

Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan do’a di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.)

Suatu ketika Ummu Salamah ditinggal suaminya Abu Salamah yang mati syahid di medan perang (jihad). Kemudian beliau mengucapkan do’a ini, sehingga Allah SWT memenuhi janji-Nya dengan memberikan pendamping (jodoh) baginya dengan sebaik-baik pendamping yaitu Rasulullah saw. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengingkari janji-Nya.

5.. Mendapatkan Ganjaran Yang Lebih Baik Dari Amalannya
Allah SWT memberikan ganjaran bagi orang yang sabar melebihi usaha atau amalan yang ia lakukan. Sebagaimana firman-Nya :

“……Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. “ (An Nahl: 126)
Dalam ayat lainnya, Allah SWT menjanjikan akan memberikan jaminan kepada orang yang sabar dengan ganjaran tanpa hisab (tanpa batas). Sebagaimana firman-Nya : “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az Zumar: 10)

6.. Mendapat Ampunan Dari Allah SWT

Selain Allah memberikan ganjaran yang lebih baik dari amalannya kepada orang yang sabar, Allah juga memberikan ampunan kepada mereka. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya : ”kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”. (Hud: 11)

Dari ‘Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah SWT telah menghapus dengan musibah itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang menusuk dirinya.” (HR. Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062)

7.. Mendapat Martabat Tinggi Di Dalam Surga
Anugerah yang lebih besar bagi orang-orang yang sabar adalah berhak mendapatkan martabat yang tinggi dalam Surga. Allah SWT berfirman : “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. (Al Furqaan: 75)

8.. Sabar Adalah Jalan Terbaik
Semua uraian di atas menunjukkan bahwa sabar ialah jalan yang terbaik bagi siapa saja yang menginginkan kebaikan dunia dan akhiratnya.
Dari shahabat Shuhaib bin Sinan, Rasulullah saw bersabda :
“Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua urusannya baik baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali hanya orang yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian) ia bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)

Coba kita renungkan, bukankah kita selalu mampu untuk bisa sabar dalam menerima ujian-Nya yang berupa nikmat hidup? Maka sudah seharusnya kita juga harus bisa sabar dalam menerima unjian-Nya yang berupa kehilangan nikmat hidup, istilahnya, jangan mau terima yang enak-enak saja.

Jadi kita sebaiknya harus bisa bersabar dalam menghadapi segala macam ujian dalam hidup kita, terutama setelah kita mengetahui keutamaan besar yang Allah SWT janjikan bagi hamba-Nya yang bersabar.

KETANGGUHAN MENGHADAPI COBAAN HIDUP





Cobaan itu bagian dari hidup kita dan ada kebaikan dari cobaan tersebut.

Al Quran, dan Hadits, petunjuk membimbing kita agar tangguh menghadapi cobaan.

Yakinlah bahwa ujian atau cobaan itu untuk kebaikan kita sendiri.

Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS .7.168)

kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (QS.11:11)

Tiada seorang muslim tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dari dosa. (HR Bukhari)

Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya, maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah) (HR Bukhari)


Selalu Bersikap Positif Menghadapi Cobaan

Antara lain
Selalu bersemangat pantang menyerah,
semangat mencari solusi,terindah, terbaik
ikhlas menerima keentuan Allah ,
insya Allah.

Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS.65:7)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS.2:286)

Yakinlah bahwa setiap cobaan yang diberikan Allah kepada kita sesuai dengan kadar kemampuan kita. Jika kita merasa tidak sanggup menghadapi cobaan atau ujian yang kita alami, itu adalah sinyal bahwa kita harus meningkatkan kualitas diri kita. Bukan ujiannya yang terlalu berat, tapi diri kita sendiri yang loyo dan payah. Perbaiki diri, bukan mengeluh akan beratnya ujian.
insya Allah.

Yang Kita Benci Bisa Jadi Baik Bagi Kita

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS2.216)

Kita harus yakin, bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita. Mungkin kita menyukainya, padahal itu buruk bagi kita sehingga Allah menghilangkannya dari kita. Terasa pahit, padahal justru itu yang terbaik bagi kita. Kita mungkin tidak mengetahuinya, tapi Allah mengetahui. Jadi berprasangka baiklah bahwa apa yang terjadi itu untuk kebaikan Anda. Allah Maha Penyayang.

Cobaan Berarti Allah Sayang Kepada Kita

Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. (QS.93:3)
 
Tenanglah, Kemudahan Akan Datang

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. 94:5-6)

Jangan khawatir dengan kesulitan, sebab Anda akan menemukan kemudahan. Syaratnya Anda harus bersedia melalui kesulitan tersebut.

Jika Anda Menghadapi Cobaan, Perbanyak Shalat

Apabila Rasulullah saw menemui suatu kesulitan, maka Beliau segera mengerjakan shalat. (HR Abu Dawud)

Shalatlah bukan malah melamun, bukan malah mengeluh. Jika mau menangis, menangislah kepada Allah. Bangun malam, dirikan shalat malam, dan mintalah petunjukan dan pertolongan kepada Allah.

Barangsiapa ingin do’anya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya, hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain (HR Ahmad)

Berdo’alah, karena Allah akan mengabulkan do’a kita. Dan, salah satu rahasia agar do’a itu dikabulkan, selesaikan atau bantu kesulitan orang lain. Mungkin aneh, kita sendiri sedang mengalami kesulitan tetapi malah harus menyelesaikan kesulitan orang lain. Ini adalah perintah Allah dan tidak mungkin salah.

 Bersabarlah

Aku (rasulullah) mengagumi seorang mukmin yang bila memperoleh kebaikan, dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah, dia memuji Allah dan bersabar. (HR Ahmad)

Orang yang berbahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang terkena ujian dan cobaan, dia bersabar. (HR Ahmad)

Ada yang mengatakan bahwa sabar adalah resep untuk segala masalah. Memang benar. Tentu saja dengan definisi sabar yang benar. Seseorang yang sedang berperang membela agama Allah yang bersabar, adalah mereka yang teguh dalam peperangan itu. Justru Allah melarang kita menyerah atau meninggalkan pertempuran. Artinya menyerah bukanlah definisi sabar. Sabar adalah keteguhan dalam kebenaran.

Sabar juga bisa berarti adalah tetap teguh dalam mecari solusi. Anda tetap teguh dalam perjuangan keluar dari masalah. Jika Anda melakukan sabar dengan sabar yang benar, insya Allah solusi akan datang.

Menebarkan Kebaikan

“Kalian harus menyeru kepada kebikan dan melarang dari kemungkaran. Kalau tidak, Allah akan mengirim hukuman kepada kalian, saat kalian berdo’a kepada-Nya, Dia tidak mengabulkan doa kalian.” (HR At Tirmidzi)

Berdo’alah kepada Allah, dan agar do’a kita dikabul kita harus berdakwah, menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Jangan berhenti berdakwah karena kita sedang dalam kesulitan, justru dakwah akan memudahkan kita mengatasi kesulitan. Jangan mengeluh masalah begitu berat, sementara kemungkaran kita diamkan saja. Jangan mengeluh tidak bisa mengatasi ujian, sementara kita tidak mengajak orang kepada kebaikan.

Khusyu’

Berdo’a dan Selesaikan Kesulitan Orang Lain

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS.2:45-46)

Dan, mintalah pertolongan dari Allah dengan shabar dan shalat. Ini memang tidak mudah kecuali bagi mereka yang khusyu’, yaitu orang yang yakin bahwa dia akan menemui Allah dan akan kembali kepada-Nya. Saat kita yakin bahwa kita akan kembali kepada Allah, maka sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, semuanya menjadi kecil, sebab urusan besar itu mempersiapkan diri untuk di akhirat nanti.

🌷Sabar Tabah Menjalani Hidup🌷


Sabar "kesabaran menuntut ketabahan dalam menghadapi sesuatu yang sulit, berat, pahit yang harus diterima dengan dengan penuh keikhlasan & tanggung jawab. 

Pengertian sabar dalam Islam adalah "menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai sesuatu yang baik atau lebih baik (luhur)"."

Sabar adalah sesuatu yang diupayakan.
 Bila manusia berusaha ingin kaya (di kehidupan dunia, bukan di akhirat) maka Allah akan memberikan kekayaan, sedangkan bila manusia berusaha ingin sabar, maka Allah akan memberikan kesabaran. 

Sesungguhnya tidak ada yang lebih baik dari mengharapkan kelapangan dan kesabaran, karena saat di akhirat akan mendapat kehidupan yang lebih baik. maka sebaiknya kita bergaul dengan orang-orang sholeh agar bisa saling menasehati tentang kesabaran.

Ciri-ciri orang sabar
👍gemetar saat mendengar nama Allah,
👍mendapat cobaan berlapang dada. tenang
👍melakukan perbuatan demi ridho Allah,
👍mendirikan sholat,
👍taat menjalankan ibadah,
👍berusaha menahan hawa nafsunya untuk 👍👍tidak mudah tergoda hal-hal menyesatkan di dunia,
👍membagikan sebagian rejeki kepada yang membutuhkan,
👍mudah memaafkan orang lain,
👍membalas kejahatan dengan kebaikan,
👍selalu mohon ampun kepada Allah.

Apabila manusia mendapat bencana (antara lain takut, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa, dan cobaan hidup yang lain), hendaknya menjadikan sabar dan sholat sebagai penolongnya.

Sesungguhnya bencana adalah ujian kesabaran bagi umat manusia dari Allah. 0rang beriman dan beramal shaleh, hanya akan mendapat pahala dari Allah apabila bersikap sabar atas semua kejadian yang tidak menyenangkan yang menimpa dirinya. Bila orang mau bersikap sabar atas bencana yang menimpa dirinya, maka Allah akan memberi ampunan atas dosa-dosanya dan pahala yang besar. Karena semua yang ada di dunia ini tidak abadi, maka orang sabar akan diberi tempat yang baik, yaitu surga, saat di akhirat kelak.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
لَهُمْ حِينَ نَفِدَ كُلُّ شَيْءٍ أَنْفَقَ بِيَدَيْهِ مَا يَكُنْ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ لَا أَدَّخِرْهُ عَنْكُمْ وَإِنَّهُ مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَلَنْ تُعْطَوْا عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ
"Jika kami memiliki kebaikan, maka kami tidak akan menyimpannya dari kalian semua, namun barangsiapa merasa cukup maka Allah akan mencukupkan baginya, barangsiapa berusaha sabar maka Allah akan menjadikannya sabar dan barangsiapa merasa (berusaha) kaya maka Allah akan mengayakannya. Dan sungguh, tidaklah kalian diberi sesuatu yang lebik baik dan lebih lapang dari kesabaran." (HR. Bukhari)

Allah berfirman
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al Ashr[103] : 3)

Allah berfirman
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلَى مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلَاةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
"(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka." (QS. Al Hajj[22] : 3)

Allah berfirman
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunyadan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS. Al Kahfi[18] : 28)

Allah berfirman
وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ
" Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)," (QS. Ar Ra'du[13] : 22)

Allah berfirman
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ
"Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu." (QS. Ar Ruum[30] : 60)

Allah berfirman
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. " (Asy Syuura[42] : 43)

Allah berfirman
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
"(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." (QS. Ali Imran[3] : 17)

Allah berfirman
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah[2] : 155)

Allah berfirman
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu." (QS. Muhammad[47] : 31)

Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah[2] : 153)

Allah berfirman
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ
"Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar". (QS. Al Qashash[28] : 80)

Allah berfirman
إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
"kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar." (QS. Huud[11] : 11)

Allah berfirman
مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللَّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An Nahl[16] : 96)

Aamiin Ya Rabbal'alamiin